BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang
Bahan
organic merupakan akumulasi dari sisa tanaman dan hewan yang mengalami
pelapukan parsiil dan sebagian merupakan bahan resisten. Banyak
sedikitnya bahan organic dalam tanah mempengaruhi sifat –sifat tanah.
Seperti daya penahan air, kapasitas jerapan kation, kapasitas penyediaan
unsure N, P, dan S, stabilitas tanah, aerasi dan sebagainya. Dengan
demikian peranan bahan organic sangat besar dalammeningkatkan kesuburan
tanah dan tidak dapat digantikan oleh bahan yang lain.
Penetapan
bahan organik tanah adalah berdasarkan oksidasi. Macam oksidasi yang
sering digunakan untuk penetapan bahan organik adalah oksidasi basah dan
oksidasi kering. Penetapan bahan organic pada percobaan ini menggunakan
cara oksidasi basah , menurut metode Walkey Black, dimana bahan organic
tanah dioksidasi oleh kalium dikromat berlebih diberikan untuk
mengoksidasi bahan organic. Kalium dikhromat yang berlebihan tidak
digunakan untuk proses oksidasi tersebut, di titrasi dengan ferrosulfat
yang sudah diketahui normalitasnya. Difinilamine dalam H2SO4 pekat
digunakan untuk petunjuk titik akhir titrasi sedangkan pemberian H3PO4
85% untuk menghilangkan gangguan yang mungkin timbul karena adanya ion
Ferro.Reaksi yang berlangsung pada dasarnya sebagai berikut :
3 C + 2 Cr2O7 + 16 H+ → 3 CO2 + 4 Cr2 + 8 H2O
Maksud dan Tujuan
Untuk mengetahui kandungan bahan organik yang ada dalam tanah
Untuk mengetahui factor – factor yang mempengaruhi kandungan bahan organic dalam tanah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bahan
organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu system kompleks
dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan atau binatang yang
terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk,
karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia (Kononova,
1961).
Menurut
Stevenson (1994), bahan organik tanah adalah semua jenis senyawa
organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan
organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam
air, dan bahan organik yang stabil atau humus.
Bahan
organik memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk
mendukung tanaman, sehingga jika kadar bahan organik tanah menurun,
kemampuan tanah dalam mendukung produktivitas tanaman juga menurun.
Menurunnya kadar bahan organik merupakan salah satu bentuk kerusakan
tanah yang umum terjadi. Kerusakan tanah merupakan masalah penting bagi
negara berkembang karena intensitasnya yang cenderung meningkat sehingga
tercipta tanah-tanah rusak yang jumlah maupun intensitasnya
meningkat.(red) Bahan organik tanah juga merupakan salah satu indikator
kesehatan tanah. Tanah yang sehat memiliki kandungan bahan organik
tinggi, sekitar 5%. Sedangkan tanah yang tidak sehat memiliki kandungan
bahan organik yang rendah. Kesehatan tanah penting untuk menyamin
produktivitas pertanian.
Bahan
organik dalam tanah merupakan fraksi bukan mineral yang ditemukan
sebagai bahan penyusun tanah. Kadar bahan organik yang terdapat dalam
tanah Alfisol berkisar antara (0,05-5) % dan merupakan tanah yang ideal
untuk lahan pertanian, dan untuk tanah organik mendekati 60 % dan pada
Titik oleh kadar bahan organik memperlihatkan kecenderungan yang menurun
(Pairunan, dkk., 1985)
Bahan
organik memiliki peranan sangat penting di dalam tanah. Bahan organik
tanah terdiri dari sisa-sisa tumbuhan atau binatang melapuk. Tingkat
pelapukan bahan organik berbeda-beda dan tercampur dari berbagai macam
bahan.
Fungsi Bahan Organik Tanah
Bahan
organik tanah menjadi salah satu indikator kesehatan tanah karena
memiliki beberapa peranan kunci di tanah. Peranan-peranan kunci bahan
organik tanah dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu:
Fungsi Biologi:
menyediakan
makanan dan tempat hidup (habitat) untuk organisme (termasuk mikroba)
tanah menyediakan energi untuk proses-proses biologi tanah memberikan
kontribusi pada daya pulih (resiliansi) tanah
Fungsi Kimia:
merupakan
ukuran kapasitas retensi hara tanah penting untuk daya pulih tanah
akibat perubahan pH tanah menyimpan cadangan hara penting, khususnya N
dan K
Fungsi Fisika:
mengikat
partikel-partikel tanah menjadi lebih remah untuk meningkatkan
stabilitas struktur tanah meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan
air perubahahan moderate terhadap suhu tanah.
Fungsi-fungsi
bahan organik tanah ini saling berkaitan satu dengan yang lain. Sebagai
contoh bahan organik tanah menyediakan nutrisi untuk aktivitas mikroba
yang juga dapat meningkatkan dekomposisi bahan organik, meningkatkan
stabilitas agregat tanah, dan meningkatkan daya pulih tanah
(www.csiro.au).
Faktor
yang mempengaruhi pembentukan tanah juga harus diperhatikan karena
mempengaruhi jumlah bahan organik. Miller et al. (1985) berpendapat
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah bahan organik dalam tanah
adalah sifat dan jumlah bahan organik yang dikembalikan, kelembaban
tanah, temperatur tanah, tingkat aerasi tanah, topografi dan sifat
penyediaan hara.
Pemberian
bahan organik ke dalam tanah memberikan dampak yang baik terhadap
tanah, tempat tumbuh tanaman. Tanaman akan memberikan respon yang
positif apabila tempat tanaman tersebut tumbuh memberikan kondisi yang
baik bagi pertumbuhan dan perkembangannya.
Bahan
organik yang ditambahkan ke dalam tanah menyediakan zat pengatur tumbuh
tanaman yang memberikan keuntungan bagi pertumbuhan tanaman seperti
vitamin, asam amino, auksin dan giberelin yang terbentuk melalui
dekomposisi bahan organik (Brady, 1990)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
ALAT DAN BAHAN
ALAT :
Erlenmeyer 250 ml atau 500 ml
Pipet volume 1o ml
Gelas ukur 20 ml
Buret dan statif
BAHAN :
H3PO4 85%
H2PO4 pekat 96 %
NaF Kristal
K2Cr2O7 (49,04 g K2Cr2O7 dilarutkan dalam aquades hingga 1000 ml)
Indikator difenilamin
Larutan Fe2SO4 1 N
CARA KERJA :
Menimbang 0,5 g contoh tanah yang telah dihaluskan ke dalam tabung erlenmeyer 250 ml.
Memipet
10 ml Kalium dikhromat 1 N dan menuangkan dalam Erlenmeyer, menggoyang
dengan hati – hati sehingga tidak terjadi butir – butir tanah menempel
didinding labu.
Menambahkan
20 ml asam sulfat pekat dan mengaduk betul hingga rata, harus terjadi
kontak reagen dengan tanah (melakukan pada kamar asam)
Memantapkan selama 30 menit
Menambahkan 200 ml aquades
Menambahkan 10 ml H3PO4 85% dan 0,2 g NaF dalam Erlenmeyer.
Menambahkan indicator difenilamin 10 tetes.
Mentitrasi dengan larutan ferrosulfat (warna akan berubah dari biru gelap menjadi hijau)
Rumus untuk mengetahui % C :
% C=((vol blanko-vol contoh)x 3)/(vol blanko x 0,5)
Kandungan bahan organic tanah (%) = %C x 1,729
BAB IV HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
I II III IV
Volume blanko (ml) 21.4 21.4 21.4 21.4
Volume contoh (ml) 20.8 15.7 19.4 17.7
%C 0.168224 1.598131 0.560748 1.037383
bahan OT 0.29086 2.763168 0.969533 1.793636
Kategori sangat rendah sedang sangat rendah rendah
No Penambahan Bahan Warna
1 + Kalium khromat Orange
2 + asam sulfat pekat Merah bata
+ aquades Coklat muda
3 +asam pospat 85% Colkat muda
4 + indicator definilamine Hijau gelap kebiruan
5 + titrasi dengan ferrosulfat Hijau terang
Kelompok III
% C=% C=((vol blanko-vol contoh)x 3)/(vol blanko x 0,5) = ((21,4 ml-19,4 ml)x 3)/(21,4 ml x 0,5)= 0.560748
Kandungan bahan organic tanah (%) = 0.560748 x 1,729 = 0,969533
Pembahasan
Tanah
tersusun dari bahan padatan, cair, dan udara. Bahan padatan tersebut
terdiri dari bahan mineral dan bahan organic. Bahan mineral terdiri dari
partikel pasir, debu dan liat. Ketiga partikel ini menyusun tekstur
tanah. Bahan organik dari tanah mineral berkisar 5% dari bobot total
tanah. Meskipun kandungan bahan organik tanah mineral sedikit (+5%)
tetapi memegang peranan penting dalam menentukan Kesuburan Tanah (dasar
–dasar ilmu tanah.blogspot.com).
Komposisi
Biokimia Bahan Organik Menurut Waksman (1948) dalam Brady (1990) bahwa
biomassa bahan organik yang berasal dari biomass hijauan, terdiri dari :
(1) air (75%) dan (2) biomass kering (25%).
Tanah
mempunyai kandungan bahan organic yang bervariasi . Banyak sedikitnya
jumlah bahan organic yang terdapat pada tanah disebabkan oleh kadar
komponen biomassa kering yang mencakup unsure;
(1)Karbon(C=44%),(2)Oksigen(O=40%),(3)Hidrogen(H=8%),dan(4) Mineral
(8%). Penetapan bahan organic menggunakan metode oksidasi yang mana cara
kerjanya adalah dengan mengoksidasi bahan organic tanah. Bahan yang
digunakan mencakup kalium khromat itu sendiri yang berfungsi untuk
mengoksidasi bahan organic. Ferrosulfat untuk mentitrasi kalium khromat
berlebih yang tidak digunakan untuk proses oksidasi. Definilamine dan
asam sulfat pekat yang digunakan untuk petunjuk titik akhir titrasi. Dan
pemberian asam pospat 85% untuk menghilangkan gangguan yang mungkin
timbul karena adanya ion ferro, serta NaF untuk memperkuat atau
memperjelas warna (tapi tidak digunakan karena limit).
Pada
pengamatan timbul warna yang berbeda setiap kali pencampuran bahan,
yang menunjukkan telah terjadinya reaksi antar bahan. Data pada table
pengamatan diatas. Akan tetapi warna yang di titik beratkan adalah pada
kondisi setelah ditambah indicator dan pada kondisi dititrasi. Karena
perubahan warna dari hijau gelap kebiruan menjadi hijau mudah adalah
penunjuk yang menyatakan jumlah volume titrasi, yang nantinya volume ini
sebagai nilai volume contoh untuk menentukan % kandungan bahan organic
di tanah setelah .
Data
hasil pengamatan menunjukkan adanya perbedaan kandungan bahan organic
pada kelompok I, II, III dan IV. Penyebabnya adalah contoh tanah yang
digunakan sebagai bahan pengamatan untuk masing – masing kelompok
berbeda. Pada hasil pengamatan kelompok III didapat % kandungan bahan
organic = 0.969533 % yang termasuk dalam kategori kandungan bahan
organiknya sangat rendah. Hal ini dipengaruhi oleh banyak factor,
Seperti factor yang telah disebutkan diatas yaitu perbedaan jenis contoh
tanah, dari factor ini kita bisa menjabarkan lebih rinci yaitu :
Kedalaman
tanah; kedalaman lapisan menentukan kadar bahan organic dan N, kadar
bahan organic terbanyak ditemukan di lapisan atas setebal 20 cm, makin
ke bawah makin berkurang. Hal itu disebabkan akumulasi bahan organic
memang terkonsentrasi di lapisan atas.
Tekstur;
tekstur tanah juga cukup berperan, makin tinggi jumlah liat makin
tinggi pula bahan organic dan N tanah bila kondisi lainnya sama. Tanah
berpasir memungkinkan memungkinkan oksidasi yang baik sehingga bahan
organic cepat habis.
Iklim
yang termasuk didalamnya suhu dan curah hujan; makin ke daerah dingin
makin tinggi kandungan bahan organic dan N. pada kondisi yang sama kadar
bahan organic dan N bertambah dua hingga tiga kali lipat tiap suhu
tahunan rata – rata turun 100C . bila kelembaban efektif meningkat kadar
bahan organic dan N juga bertambah. Hal ini menunjukkan suatu hambatan
kegiatan organisme tanah .
Drainase;
drainase yang buruk dimana airnya berlebih, menyebabkan oksidasi
terhambat karena aerasi buruk, hal ini menyebabkan kadar bahan organic
dan N lebih tinggi daripada tanah berdrainase baik. Jadi semakin
drainase air baik, kandungan bahan organik dalam tanah justru akan
semakin kecil, dikarenakan ruang pori yang terisi udara akan mempercepat
oksidasi (Nurhajati H., 1986)
Selain
itu juga terdapat factor penunjang yang ikut andil dalam mempengaruhi %
kandungan bahan organic di tanah dilihat dari sumber bahan berasal.
Sumber Bahan Organik Tanah Bahan organik tanah dapat berasal dari:
Sumber
primer bahan organik dalam tanah Alfisol adalah jaringan tanaman,
berupa akar, batang, ranting, daun. Jaringan tanaman ini akan mengalami
dekomposisi dan akan terangkut ke Titik bawah serta diinkorporasikan
dengan tanah.(Islami, T., 1995).
Sumber sekunder, yaitu: jaringan organik fauna, yang dapat berupa: kotorannya dan mikrofauna.
Sumber
lain dari luar, yaitu: pemberian pupuk organik berupa: (a) pupuk
kandang, (b) pupuk hijau, (c)pupuk bokasi (kompos), dan (d) pupuk
hayati.
BAB V KESIMPULAN
Dari
hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa kandungan bahan organik tanah
pada masing – masing kelompok berbeda dengan rata – rata termasuk dalam
kategori kandungannya sangat rendah dan pada kelompok III = 0.969533 %
yang masuk dalam kategori sangat rendah.
factor – factor yang mempengaruhi kandungan bahan organic dalam tanah :
Kedalaman tanah,
Tekstur,
Iklim yang termasuk didalamnya suhu dan curah hujan, dan
Drainase
Sumber bahan organic : Sumber primer, Sumber sekunder, dan Sumber lain dari luar
DAFTAR PUSTAKA
-------, Bahan Organic.www.csiro.au. desember 2009
-------, Dasar –dasar ilmu tanah.blogspot.com. desember 2009
Brady. 1990. Bahan organic dalam Anisuryani. IPB
Hakim, N. 1986. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung : Lampung
Islami, T., 1995 Bahan organic dalam Wikipedia. Desember 2009
Kononova. 1961. Bahan organic dalam Anisuryani. IPB
Miller .1985. Bahan organic dalam Anisuryani. IPB
Pairunan. 1985. Bahan organic dalam Anisuryani. IPB
Stevenson .1994. Bahan organic dalam Anisuryani. IPB
Belum ada tanggapan untuk "penetapan bahan organik"
Post a Comment