Ø
Bahan
organik
Bahan organik
adalah bagian dari tanah yang bersumber dari sisa tanaman atupun hewan yang
terdapat didalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk yang disebabkan oleh faktor
biologis , fisika dan kimia
Ø
Definisi
Bahan Organik
Bahan
organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang
atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi
maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia
heterotrofik dan ototrofik yang terlibat dan berada didalamnya.
Sumber
Bahan Organik Tanah Bahan organik tanah dapat berasal dari:
Ø
sumber
primer
yaitu:
jaringan organik tanaman (flora) yang dapat berupa: (a) daun, (b) ranting dan
cabang, (c) batang,(d) buah, dan (e) akar.
Ø
(2)
sumber sekunder
yaitu:
jaringan organik fauna, yang dapat berupa: kotorannya dan mikrofauna. (3)
sumber lain dari luar yaitu: pemberian pupuk organik berupa: (a) pupuk kandang,
(b) pupuk hijau, (c) pupuk bokasi (kompos), dan (d) pupuk hayati.
Komposisi
Biokimia Bahan Organik Menurut Waksman (1948) dalam Brady (1990) bahwa biomass
bahan organik yang berasal dari biomass hijauan, terdiri dari:
(1)
air
(75%) dan
(2)
biomass
kering (25%).
Biomassa adalah
total jumlah materi yang hidup
Komposisi
biokimia bahan organik dari biomass kering tersebut, terdiri dari:
(1)
karbohidrat
(60%),
(2)
lignin
(25%),
(3)
protein
(10%),
(4)
lemak,
lilin dan tanin (5%).
Karbohidrat
penyusun biomass kering tersebut, terdiri dari:
(1)
gula
dan pati (1% -s/d- 5%),
(2)
hemiselulosa
(10% -s/d- 30%), dan
(3)
selulosa
(20% -s/d- 50%).
Berdasarkan
kategori unsur hara penyusun biomass kering, terdiri dari:
(1)
Karbon
(C = 44%),
(2)
Oksigen
(O = 40%),
(3)
Hidrogen
(H = 8%), dan
(4)
Mineral
(8%).
Dekomposisi
Bahan Organik Proses dekomposisi bahan organik melalui 3 reaksi, yaitu:
(1)
reaksi
enzimatik atau oksidasi enzimatik, yaitu: reaksi oksidasi senyawa hidrokarbon
yang terjadi melalui reaksi enzimatik menghasilkan produk akhir berupa karbon
dioksida (CO2), air (H2O), energi dan panas.
(2)
reaksi
spesifik berupa mineralisasi dan atau immobilisasi unsur hara essensial berupa
hara nitrogen (N), fosfor (P), dan belerang (S).
(3)
pembentukan
senyawa-senyawa baru atau turunan yang sangat resisten berupa humus tanah.
Berdasarkan
kategori produk akhir yang dihasilkan, maka proses dekomposisi bahan organik
digolongkan menjadi 2, yaitu:
Ø
proses
mineralisasi,
Proses
mineralisasi terjadi terutama terhadap bahan organik dari senyawa-senyawa yang
tidak resisten, seperti: selulosa, gula, dan protein. Proses akhir mineralisasi
dihasilkan ion atau hara yang tersedia bagi tanaman.
Ø
(2)
proses humifikasi.
Proses
humifikasi terjadi terhadap bahan organik dari senyawa-senyawa yang resisten,
seperti: lignin, resin, minyak dan lemak. Proses akhir humifikasi dihasilkan
humus yang lebih resisten terhadap proses dekomposisi.
Urutan
kemudahan dekomposisi dari berbagai bahan penyusun bahan organik tanah dari
yang terdekomposisi paling cepat sampai dengan yang terdekomposisi paling lambat,
adalah sebagai berikut:
1.
gula,
pati, dan protein sederhana,
2.
protein
kasar (protein yang leih kompleks),
3.
hemiselulosa,
4.
selulosa,
5.
lemak,
minyak dan lilin, serta
6.
lignin.
Humus
Humus dapat didefinisikan sebagai senyawa kompleks asal jaringan organik tanaman (flora) dan atau fauna yang telah dimodifikasi atau disintesis oleh mikrobia, yang bersifat agak resisten terhadap pelapukan, berwarna coklat, amorfus (tanpa bentuk/nonkristalin) dan bersifat koloidal.
Humus dapat didefinisikan sebagai senyawa kompleks asal jaringan organik tanaman (flora) dan atau fauna yang telah dimodifikasi atau disintesis oleh mikrobia, yang bersifat agak resisten terhadap pelapukan, berwarna coklat, amorfus (tanpa bentuk/nonkristalin) dan bersifat koloidal.
Ciri-Ciri
Humus Beberapa ciri dari humus tanah sebagai berikut:
Ø
bersifat
koloidal (ukuran kurang dari 1 mikrometer), karena ukuran yang kecil menjadikan
humus koloid ini memiliki luas permukaan persatuan bobot lebih tinggi, sehingga
daya jerap tinggi melebihi liat. KTK koloid organik ini sebesar 150 s/d 300
me/100 g yang lebih tinggi daripada KTK liat yaitu 8 s/d 100 me/100g. Humus
memiliki daya jerap terhadap air sebesar 80% s/d 90% dan ini jauh lebih tinggi
daripada liat yang hanya 15% s/d 20%. Humus memiliki gugus fungsional karboksil
dan fenolik yang lebih banyak.
Ø
daya
kohesi dan plastisitas rendah, sehingga mengurangi sifat lekat tanah dan
membantu granulasi aggregat tanah.
Ø
Tersusun
dari lignin, poliuronida, dan protein kasar.
Ø
berwarna
coklat kehitaman, sehingga dapat menyebabkan warna tanah menjadi gelap.
Peranan
Bahan Organik Terhadap Tanah Bahan organik dapat berpengaruh terhadap perubahan
terhadap sifat-sifat tanah berikut:
Ø
sifat
fisik tanah,
Ø
sifat
kimia tanah, dan
Ø
sifat
biologi tanah.
Peranan
bahan organik terhadap perubahan sifat fisik tanah, meliputi:
Ø
stimulan
terhadap granulasi tanah,
Ø
memperbaiki
struktur tanah menjadi lebih remah,
Ø
menurunkan
plastisitas dan kohesi tanah,
Ø
meningkatkan
daya tanah menahan air sehingga drainase tidak berlebihan, kelembaban dan temperatur
tanah menjadi stabil,
Ø
mempengaruhi
warna tanah menjadi coklat sampai hitam,
Ø
menetralisir
daya rusak butir-butir hujan,
Ø
menghambat
erosi, dan
Ø
mengurangi
pelindian (pencucian/leaching).
Peranan
bahan organik terhadap perubahan sifat kimia tanah, meliputi:
Ø
meningkatkan
hara tersedia dari proses mineralisasi bagian bahan organik yang mudah terurai,
Ø
menghasilkan
humus tanah yang berperanan secara koloidal dari senyawa sisa mineralisasi dan
senyawa sulit terurai dalam proses humifikasi,
Ø
meningkatkan
kapasitas tukar kation (KTK) tanah 30 kali lebih besar ketimbang koloid
anorganik,
Ø
menurunkan
muatan positif tanah melalui proses pengkelatan terhadap mineral oksida dan
kation Al dan Fe yang reaktif, sehingga menurunkan fiksasi P tanah, dan
Ø
meningkatkan
ketersediaan dan efisiensi pemupukan serta melalui peningkatan pelarutan P oleh
asam-asam organik hasil dekomposisi bahan organik.
Peranan
bahan organik terhadap perubahan sifat biologi tanah,
Ø
meningkatkan
keragaman organisme yang dapat hidup dalam tanah (makrobia dan mikrobia tanah),
dan
Ø
meningkatkan
populasi organisme tanah (makrobia dan mikrobia tanah)
Peningkatan baik keragaman mupun populasi berkaitan erat dengan fungsi bahan organik bagi organisme tanah, yaitu sebagai:
Peningkatan baik keragaman mupun populasi berkaitan erat dengan fungsi bahan organik bagi organisme tanah, yaitu sebagai:
Ø
bahan
organik sebagai sumber energi bagi organisme tanah terutama organisme tanah
heterotropik, dan
Ø
bahan
organik sebagai sumber hara bagi organisme tanah
Belum ada tanggapan untuk "dasar dasar ilmu tanah bahan organik"
Post a Comment