I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
No soil, no life ini merupakan sebuah slogan yang
mengindikasikan bahwa tanah mempunyai arti yang sangat penting bagi
kehidupan semua makhluk hidup di muka bumi ini, termasuk manusia. Manusia sangat bergantung
pada eksistensi tanah
karena tanpa adanya tanah semua makhluk hidup di muka bumi tidak akan bisa
mempertahankan hidupnya.
Tanah adalah lapisan nisbi tipis pada
permukaan kulit. Tanah bervariasi dari satu tempat ke tempat yang lain, karena
keaneka ragaman ini, maka tanah dapat dipandang sebagai kumpulan
individu-individu tanah. Pementukan tanah dari bongkahan bum mulai dari
proses-proses pemecahan atau penghancura dimana bahan induk berkeping-keping
secara halus . Tiap tanah berkembang secara baik dan masih dalam keadaan asli akan mempunyai sifat profil yang
khas. Sifat-sifat ini yang dipakai dalam klasifikasi dan penjarangan tanah yang
sangat besar manfatnya dalam menentukan pendapat tentang tanah dan sifat-sifat
profil Tanah begitu berarti bagi
manusia sebagai sumber penghidupan manusia sehingga munculah istilah Soil
Science atau ilmu tanah yaitu ilmu yang berhubungan dengan tanah sebagai sumber
penghidupan pada permukaan bumi yang mencakup pembentukan tanah serta
klasifikasi dan pemetaan berdasarkan sifat-sifat fisika, kimia hayati dan
kesuburan tanah dimana sifat-sifat ini berkaitan dengan pengolahan bagi
produksi tanaman.
Meskipun
tanah bersifat multifungsional, tetapi tanah ini juga mempunyai variasi-variasi
sehingga tanah tersebut juga diklasifikasikan. Untuk mengklasifikasi tanah
tersebut, hal yang perlu diperhatikan ialah profil dari tanah tersebut.
Pengenalan tanah di lapangan dilakukan dengan
mengamati dan menjelaskan sifat-sifat profil tanah. Profil tanah tersebut dapat
dipelajari dan diamati dengan mengenali tanah dengan dinding lubang vertikal ke
lapisan paling bawah. Oleh karena itum pengenalan di lapangan perlu untuk
dilakukan.
1.2 Tujuan
dan Kegunaan
Adapun
tujuan dari pengamatan ini, antara lain:
1.
Mengetahui lapisan-lapisan yang terdapat pada tanah.
2.
Untuk
mengetahui sifat-sifat dari tanah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
3.
Untuk
mengamati profil tanah secara langsung.
4.
Mengamati tanah utuh dan tanah tidak utuh
kegunaan
Kegunaan praktikum ini adalah sebagai bahan acuan untuk
pelaksanaan analisis di laboratorium yang selanjutnya menjadi bahan informasi
untuk pengamatan tanah di lapangan.Adapun
kegunaan dari pengamatan ini praktikan atau peserta di lapangan dapat
memperoleh ilmu dan pengetahuan mengenai tanah, utamanya dalam membedakan
sampel tanah utuh dengan tanah terganggu, lapisan-lapisan penyusun profil, sifat-sifat tanah dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya dengan melakukan pengamatan secara langsung.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil tanah
Tanah adalah
kumpulan tubuh alam yang menduduki sebagian besar daratan planet bumi, yang
mampu menumbuhkan tanaman dan sebagai tempat mahluk hidup lainnya dalam
melangsungkan kehidupannya. Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh
iklim, serta jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu
tertentu. Istilah tubuh alam bebas adalah hasil pelapukan batuan yang
menduduki sebagian besar
daratan permukaan bumi, dan
memiliki kemampuan untuk
menumbuhkan tanaman, serta menjadi tempat
mahluk hidup lainnya
dalam melangsungkan kehidupannya. (Anonim 1, 2012)
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh
tanah, dibuat dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta
kedalaman tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah
merupakan tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya
alam (natural forces) terhadap proses pembentukan mineral. Pembentukan dan
pelapukan bahan-bahan organik pertukaran ion-ion, pergerakan dan pencucian bahan-bahan
koloid (Buckman, 1982).
Tanah (bahasa Yunani:
pedon bahasa Latin:
solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral
dan bahan organik. Tanah sangat
vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan
dengan menyediakan hara
dan air
sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat
yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat
hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan
darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak. (Anonim 2, 2012)
2.2 Tanah berdasarkan yang diteliti
Ilmu tanah adalah pengkajian terhadap tanah sebagai sumber daya alam. Dalam ilmu ini dipelajari berbagai aspek tentang
tanah, seperti pembentukan, klasifikasi, pemetaan, berbagai karakteristik
fisik, kimiawi, biologis, kesuburannya, sekaligus mengenai pemanfaatan dan
pengelolaannya. Tanah adalah lapisan yang menyeliputi bumi antara litosfer (batuan yang membentuk kerak bumi) dan atmosfer. Tanah menjadi tempat tumbuh tumbuhan dan
mendukung kehidupan hewan dan manusia. (Anonim 3, 2012)
Tekstur
tanah menunjukkan kasar halusnya dari
fraksi tanah halus. Berdasar atas perbandingan banyaknya butir-butir pasir,
debu, liat maka tanah dikelompokkan kedalam beberapa kelas tekstur. Dalam
klasifikasi tanah tingkat famili kasar halusnya tanah ditunjukkan dalam kelas
sebaran besar butir yan mencakup seluruh tanah. Kelas besar butir merupakan
penyederhanaan dari kelas tekstur tanah tetapi dengan memperhatikan pula
banyaknya fragmen batuan atau fragsi tanah yang lebih besar dari pasir.
Tanah-tanah bertekstur liat ukuran butienya lebuh halus maka setiap satuan
berat mempunyai luas luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan
air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah yang bertekstur halus lebih aktif
dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar (Hardjowigeno,2003)
Struktur tanah merupakan gumpalan
kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur ini terjadi karena butir pasir,
debu, liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik
oksida-oksida besi dan lain-lain. Tingkat perkembangan struktur ditentukan
berdasarkan atas kemantapan atau ketahanan bentuk struktur tanah tersebut
terhadap tekanan. Didaerah curah hujan tinggi seperti pada profil dalam dan
dangkal umunya ditemukan struktur remah atau granular dipermukaan dan gumpal di
horison bawah. Hal ini sesuai dengan jenis tanah dan tingkat kelembaban tanah.
Tanah-tanah dipermukaan banyak mengandung humus biasanya mempunyai tingkat
perkembangan yang kuat (Anonim 4, 2012).
Warna tanah merupakan petujuk
beberapa sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah pada
umumnya oleh perbedaan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik,
warna tanah makin gelap. Bahan organik memberi warna kelabu, kelabu tua atau
coklat tua pada tanah kecuali bila bahan dasarnya tertentu sperti oksida dan
besi atau penimbunan garam memodifikasi warna. Akan tetapi banyak tanah tropika
dengan kandungan oksida (hematit) yang tiggi berwarna merah, bahkan dengan
sejumlah besar bahan organik (Nurhayati, 1986).
Batas lapisan dengan lapisan lainnya
dalam suatu profil tanah dapat terlihat jelas atau baur. Dalam pengamatan di
lapangan ketajaman peralihan lapisan-lapisan ini dibedakan kedalam beberapa
tingkatan yaitu nyata (lebar peralihan kurang dari 2,5 cm), jelas (lebar
peralihan 2,5 – 6,5 cm) dan baur (lebar peralihan lebih dari 12,5 cm). disamping itu entuk topografi dari
batas horison tersebut dapat rata, berombak, tidak teratur atau terputus (Foth,
1988).
Karatan merupakan hasil pelapukan
batuan tanah yang di pengaruhi oleh adhesi dan kohesi. Karatan berwarna hitam
mengandung banyak mangan (Mg) sedangkan berwarna merah mengandung besi (Fe).
Karatan merupakan hasil reaksi oksidasi dan reduksi dalam tanah. Karatan
menunjukkan hasil reaksi oksidasi dan reduksi dalam tanah. Karatan menunjukkan
bahwa udara masih dapat kedalam tanah setempat sehingga terjadi oksidasi
ditempat tersebut dan terbentuk senyawa-senywa Fe3+ yang berwarna merah. Bila
air tida pernah menggenang tata udara dalam tanah selalu baik, maka seluruh
profil tanah dalam keaadaan oksidasi (Fe3+) oleh karena itu umumnya berwarna merah
atau coklat.
2.3 Profil
Tanah
Profil tanah
merupakan kumpulan berbagai macam lapisan tanah. Horison-horison tanah diberi
tanda dengan huruf, dari lapisan atas sampai dibawah dengan huruf : O, A, B, C
dan R. Horison O adalah profil tanah bagian atas yang terdiri dari seresah
tanah atau bahan organik tanah yang masih segar, lapisan ini merupakan guguran
dari daun-daun dan ranting pohon yang menutupi lapisan atas tanah. Bagian
horison O merupakan horison "Organik" yang terdiri dari beberapa
lapisan L = litter, F = Fermentation, dan H = Humus.
Horison
A merupakan hasil pelapukan dari horison O, disini terjadi pelarutan
unsur-unsur hara dan senyawa lain yang dibawa air infiltrasi ke lapisan
dibawahnya. Terjadi proses leaching yaitu proses pencucian unsur hara oleh air.
Horison
B merupakan horison yang miskin bahan organik. Kegiatan mikrobia hampir tidak
ada, lebih padat dan warnannya lebih merah. Sebagai horison akumulasi
unsur-unsur hara dan senyawa-senyawa horison pencucian yang tercuci. Horison C
adalah horison yang terdiri dari bahan induk tanah, merupakan batuan yang
sebagian sudah mengalami pelapukan.Bagian terakhir adalah R atau Rock merupakan
batu-batuan lapisan keras yang sulit untuk ditembus. (Anonim 5, 2012)
profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari
lapisan paling atas hingga kebebatuan induk tanah (regolith) yang biasaninduk
tanah (regolith) yang biasanya
terdiri
dari
horizon-horizon
O-A-E-B-C-R. Empat
lapisan teratas yang masih dipengaruhi cuaca disebut solum tanah,
horizon O-A disebut lapisan tanah atas dan horizon E-B disebut lapisan tanah
bawah. Adapun definisi dari setiap horizon tersebut yaitu:
1.
O : Serasah / sisa-sisa tanaman (Oi)
dan bahan organik tanah (BOT) hasil dekomposisi serasah (Oa)
2.
A : Horison mineral ber BOT tinggi
sehingga berwarna agak gelap
3.
E : Horison mineral yang telah
tereluviasi (tercuci) sehingga kadar (BOT, liat silikat, Fe dan Al) rendah
tetapi pasir dan debu kuarsa (seskuoksida) dan mineral resisten lainnya tinggi,
berwarna terang
4.
B : Horison illuvial atau horison
tempat terakumulasinya bahan-bahan yang tercuci dari harison diatasnya
(akumulasi bahan eluvial).
5.
C : Lapisan yang bahan penyusunnya
masih sama dengan bahan induk (R) atau belum terjadi perubahan
6.
R : Bebatuan/ bahan Induk tanah
Meskipun tanah terdiri dari beberapa horizon, namun,
bagi tetanaman yang paling penting adalah horizon O-A (lapisan atas) yang
biasanya mempunyai ketebalan di bawah 30 cm, bahkan bagi tanaman berakar dangkal
seperti padi, palawija, dan sesayuran yang paling berperan adalah kedalaman di
bawah 20 cm. oleh karena itu, istilah kesuburan tanah biasanya mengacu kepada
ketersediaan hara pada lapisan setebal ini, yang biasanya disebut sebagai
lapisan olah. Namun bagi tetanaman perkebunan dan kehutanan (pepohonan) untuk
jangka panjang lapisan tanah bawah juga akan menjadi sumber hara dan air
(Hanafiah, 2010).
III. METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
3.1.1 Tempat
Lokasi
pengamatan profil tanah yaitu di wilayah Ex-Farm, Jurusan Ilmu Tanah
Pertanian, Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Makassar, secara administratif terletak pada :
-
Sebelah utara : Pemukiman Penduduk
-
Sebelah Timur : Kebun Ex-Farm Jurusan
Agronimi Pertanian, Universitas Hasanuddin.
-
Sebelah Selatan :
Politeknik Negeri Ujung Pandang
- Sebelah
Barat :
Kebun Ex-Farm Jurusan Teknologi Pertanian,
Universitas Hasanuddin
3.1.2 Waktu
Kegiatan
pengamatan profil tanah ini dilakukan pada Sabtu, 24 Maret 2012 pukul 08.00
WITA- selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan pada saat
pengambilan sample tanah profil adalah cangkul, linggis, sekop, cutter, dan
meteran. Serta adapun bahan-bahan yang digunakan pada saat pengambilan sample
tanah profil adalah kantong plastik, air dan kertas label.
3.3 Prosedur
Kerja
3.3.1 Penggalian profil tanah
Memilih
lokasi tanah yang akan digali, kemudiaan gunakan alat penggali untuk menggali
tanah yang akan digunakan praktik. Galian lubang penampang harus besar 1x1 meter
dan kedalaman 1 meter hingga terlihat batuanan induk lapisan ke tiga tanah.
Gunanya ukuran yang besar agar dalam pemeriksaan sempel gampang dapat duduk dan
berdiri didalam penampang.
Usahakan tanah bekas galian jangan
ditumpuk disamping galian penampang atau sisi penampang pemeriksaan. Penampang
pewakil adalah tanah yang belum mendapat gangguan misalnya timbunan atau jauh
dari permukiman.
Jika penampang berair, maka air yang
ada didalam penampang harus dikeluarkan sebelum pengamatan. Lakukan pengamatan pada
sinar matahari yang cukup ( tidak terlalu pagi dan sore)
3.3.2 Pengambilan
sempel tanah terganggu
Prosedur
pengambilan sempel tanah terganggu yaitu :
Ambil
tanah bekas galian menggunakan sekop atau sendok tanah sesuai dengan lapisan
yang akan diambil, antara tanah yang berwarna hitam dan berwarna merah kekuning
kuningan. Kemudian masukan tanah kedalam plastik gula dan beri label.
3.3.2 Pengambilan
sempel tanah utuh
Ambil
tanah yang tidak terganggu menggunakan skop atau sendok tanah masukan kedalam
plastik dan beri lebel. Dan ada satu cara lagi yaitu menggunakan ring sempel
dengan cara :
1.
Ratakan dan
bersikan lapisan yang akan diambil, kemudian letakan ring sempel tegak lurus
2.
Tekan ring
sempel sampai ¾ bagianya masuk kedalam tanah
3.
Letakan ring
sempel lain tepat diatas ring sempel pertama, kemudian tekan sampai bagian
bawah dari ring sempel kedua masuk kedalam tanah
4.
Ring sempel
berserta tanah didalamnya digali dengan skop atau linggis
5.
Pisahkan ring
sempel pertama dan kedua secara hati-hati, kemudian potonglah kelebihan tanah
yang ada dipermukaan ring sempel
6.
Tutuplah ring
sempel dengan plastik.
IV. KEADAAN UMUM LOKASI
4.1
Letak
wilaya
4.1.1
letak
adminitrasi
Lokasi
pengamatan profil tanah yaitu di wilayah Ex-Farm, Jurusan Ilmu Tanah
Pertanian, Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Makassar, secara administratif terletak pada :
-
Sebelah utara : Pemukiman Penduduk
-
Sebelah Timur : Kebun Ex-Farm Jurusan
Agronimi Pertanian, Universitas Hasanuddin.
-
Sebelah Selatan :
Politeknik Negeri Ujung Pandang
-
Sebelah Barat : Kebun Ex-Farm Jurusan
Teknologi Pertanian,
Universitas Hasanuddin.
4.1.2
letak
geografi
Adapun astronomis
dari lokasi pengamatan profil tanah adalah 5o, 4’. 54,1’’ LS dan 119o,
37’ 40,1’’ BT. Letak geografis dari lokasi pengamatan
4.1.3
Iklim
Iklim
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pelapukan suatu batuan untuk
membentuk suatu tanah. Wilayah Pengamatan Profil termasuk wilayah yang beriklim
C, sesuai dengan pembagian iklim Schmit Fergussan. Keadaan di lokasi adalah
C2-C3 dengan curah hujan rata-rata berkisar 800-1500 mm.
4.2
Vegetasi
Vegetasi
pada tempat pengambilan sampel tanah di profil dalam adalah subur, dengan
tanaman utama berupa rumput ilalang dan tanaman lain berupa jagung, pohon
mangga, pohon kapuk, rumput gajah dan pohon pisang dengan jarak yang berjauhan
dan memiliki umur bervariasi antara 1-15 tahun.
4.3 Topografi
Keadaan
Topografi suatu wilayah mempengaruhi tebal dan tipisnya suatu lapisan tanah.
Keadaan Topografi tempat pengamatan profil tanah yaitu datar, dengan persen
kemiringan berkisar 0 – 3 %.
4.4 penggunaan lahan
Kegunaan lahan
pada lokasi pengambilan sampel tanah profil dalam adalah tanah perkebunan,
khususnya untuk tanaman jagung. Dan
tanaman lain berupa markisah, mangga dan pisang dan tanaman tumpang sari.
V. HASIL
DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan
yang dilakukan di ex-farm ilmu tanah Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin
yang dilakukan pada hari Sabtu tepatnya pada tanggal 24 Maret 2012, diperoleh
hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil
Penelitian Profil Tanah
Lapisan
|
I
|
II
|
Kedalaman
Lapisan
|
0-26 cm
|
26-113 cm
|
Batasan
Lapisan
|
Baur
|
Baur
|
Topografi
batas lapisan
|
Berombak
|
Berombak
|
Warna
(munsel)
|
Hitam kecoklatan
|
Merah kekuning-kuningan
|
Tekstur
|
Liat
|
Lempung
|
Struktur
|
Kasar
|
halus
|
Konsistensi
|
Lembab
|
Lembab
|
Karatan
|
Fe
|
Al
|
Sumber
: Data Primer, 2012
5.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pada profil tanah di
lapangan, terlihat adanya lapisan
yang terdiri dari lapisan I, lapisan II,. Pada pengamatan profil
tanah, lapisan I memiliki kedalaman 0-26
cm, lapisan ke II memiliki kedalaman 26-113cm.
Batas lapisan I adalah baur, lapisan II baur. Hal ini dikarenakan
adanya perbedaan kedalaman tanah pada tiap lapisan dalam proses pencucian
dimana pada saat hujan, air tersebut akan mengalir turun ke lapisan bawah
bersama mineral tanah dengan kecepatan tinggi sehingga menyebabkan adanya
perbedaan horizon.
Warna tanah dipengaruhi
kandungan bahan organik, mineral, drainase, kandungan air, dan aerasi. Pada
pengamatan profil tanah, diperoleh data lapisan I berwarna coklat kehitaman,
lapisan II berwarna merah kekuningan. Warna
merah kekuning kuningan disebabkan adanya karatan dari unsur logam Fe .
Tekstur tanah ialah perbandingan relatif
fraksi-fraksi debu dan liat. Pada pengamatan profil tanah, diperoleh data lapisan
I berupa liat, sedangkan lapisan II berupa lempung. Tekstur tanah penting untuk
diketahui, karena komposisi ketiga fraksi butir-butir tanah tersebut akan
menentukan sifat-sifat fisika, fisika kimia, dan kimia tanah. Hal ini dikarenakan adanya proses pencucian.
Struktur tanah adalah penyusunan
partikel-partikel tanah primer seperti pasir, debu dan liat. Pada pengamatan
profil tanah, lapisan I bentuk strukturnya adalah kasar. Sedangkan pada lapisan
ke II bentuk strukturnya adalah halus. Idealnya bahwa struktur disebut
granular. Struktur
granular merupakan struktur tanah yang ideal untuk pertanian lahan kering
karena struktur ini di peroleh dengan keadaan aerasi baik serta drainase yang
baik.
Konsistensi tanah adalah istilah yang
digunakan untuk menunjuk manifestasi gaya-gaya fisika yakni kohesi dan adhesi
yang bekerja di dalam massa tanah dengan kandungan air yang berbeda-beda.
Konsistensi ditetapkan dalam keadaan basah, lembab dan kering. Sedangkan pada
kondisi basah, konsistensi lapisan I dan II adalah lembab.
Pada profil tanah yang kami amati,
lapisan I tidak mengandung karatan dan lapisan II mengandung karatan. Sedangkan
pada lapisan tanah II kandungan karatannya hanya berupa Al. Karatan merupakan
hasil pelapukan batuan tanah yang di pengaruhi oleh adhesi dan kohesi. Karatan
berwarna merah kuning-kuningan mengandung banyak mangan (Mn) sedangkan berwarna
merah mengandung besi (Fe). Karatan merupakan hasil reaksi oksidasi dan reduksi
dalam tanah. Karatan menunjukkan hasil reaksi oksidasi dan reduksi dalam tanah.
Karatan menunjukkan bahwa udara masih dapat kedalam tanah setempat sehingga
terjadi oksidasi ditempat tersebut dan terbentuk senyawa-senyawa Fe3+ yang
berwarna merah. Bila air tidak pernah menggenang tata udara dalam tanah selalu
baik, maka seluruh profil tanah dalam keadaan oksidasi (Fe3+) oleh
karena itu umumnya berwarna merah atau coklat.
VI.
Kesimpulan dan Saran
6.1 Kesimpulan
Dari
percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpula
1.
bahwa tiap-tiap horison
tanah memiliki karakter dan karatan yang berbeda, begitu juga penyusun profil
ditiap tanah pasti berbeda yang diakibatkan oleh penyusun-penyusun atau bahan
organik yang terkandung di dalam tanah.
2.
Pada
pengamatan profil tanah ini, kedalaman tanah yang diamati itu 0-26 cm untuk lapisan I dan
26-113 cm
3.
untuk lapisan II dengan batas lapisan tegas
untuk lapisan I dan berangsur untuk batas lapisan II. Adapun keadaan topografi
dari kedua lapisan tersebut tidak teratur.
4.
Untuk lapisan I,
tekstur tanahnya yaitu liat dan lapisan II tekstur tanahnya lempung berliat
dengan struktur tanah yang sama yaitu sedang.
5.
Konsistensi dari tanah
pada lapisan I itu gembur sedangkan konsistensi tanah pada lapisan II itu
lembab gembur.
6. Lapisan
I mengandung unsur Fe dan Mn di dalamnya namun lapisan II hanya mengandung
unsur Mn di dalam tanah tersebut.
6.2 Saran
Sebaiknya dalam
melakukan pengamatan profil tanah dilakukan pada pagi hari agar perbedaan warna
pada setiap lapisan dapat terlihat dengan jelas dan mudah untuk mengamatinya.Sebaiknya sebelum melakukan pengamatan profil, asisten
sebaiknya menjelaskan terlebih dahulu tentang prosedur kerja yang akan
dilakukan dan mengontrol praktikannya agar pengamatan bisa berjalan dengan
lancar dan memperoleh data yang sesuai dengan yang diinginkan bersama.
Selain
itu, pihak laboratorium menyiapkan alat yang cukup agar proses praktikum
berjalan dengan lancar. Selain itu sebaiknya alatnya diperbaharui karena sudah
tidak mendukung kelancaran praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 1. 2011. Profil Tanah. Di akses dari http://wahyuaskari.wordpress.com/literatur/profil-tanah/ pada
tanggal 1 april 2012. Makassar.
Anonim 2. 2012. Horizon Tanah. Di akses dari http://18arnev.blogspot.com/2009/03/horizon-tanah.html pada
tanggal 29 Maret 2011. Makassar.
Anonim 3. 2012. Morfologi dan Klasifikasi Tanah. Di Akses dari http://fitri05.wordpress.com/ pada tanggal 5 April
2012.http://hilmanhilmawa.blogspot.com/
Belum ada tanggapan untuk "dasar dasar ilmu tanah"
Post a Comment