BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Semua makhluk hidup membutuhkan nutrien untuk pertumbuhan dan reproduksinya. Nutrien merupakan bahan baku yang digunakan untuk membangun komponen-komponen seluler baru dan untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan dalam proses kehidupan sel.
Untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroba diperlukan suatu substrat yang disebut medium. Sedangkan medium itu sendiri sebelum digunakan haris dalam keadaan steril artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan. Agar mikroba dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam medium, maka diperlukan persyaratan tertentu yaitu diantaranya bahwa di dalam medium harus terkandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba.
Oleh karena hal tersebut, maka diadakan praktikum ini guna menambah keterampilan dan pengetahuan kita mengenai cara pembuatan medium pertumbuhan mikroba.
Tujuan
Adapun tujuan pelaksanaan praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara pembuatan medium seperti medium NA (Nutrien Agar), NB (Nutrien Broth), PDA (Potato Dekstrosa Agar), TEA (Tauge Ekstrak Agar), TEB (Tauge Ekstrak Broth), dan LB (Lactose Broth) serta mengetahui fungsi dari masing-masing medium tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil. Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi, karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan. Enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk pengolahan bahan makanan akan diproduksi bila makanan tersebut sudah ada (Kusnadi dkk, 2003).
Untuk menelaah bakteri dan jamur di laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan atau mengembangkan bakteri dan jamur tersebut. Adanya pembiakan bakteri dan jamur dimaksudkan untuk memudahkan pemeriksaan yang akan dilakukan di dalam laboratorium, sehingga jika sewaktu-waktu kita memerlukan bakteri dan jamur untuk suatu percobaan, maka bakteri dan jamur tersebut telah tersedia. Biakkan bakteri dan jamur tersebut dapat disimpan di dalam lemari es untuk waktu yang lama tanpa ada kerusakan.
Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas air sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat (Hadioetomo, 1993).
Mikroba memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda-beda di dalam persyaratan pertumbuhannya. Ada mikroba yang bisa hidup hanya pada media yang mengandung sulfur dan ada pula yang tidak mampu hidup dan seterusnya. Karakteristik persyaratan pertumbuhan mikroba inilah yang menyebabkan bermacam-macamnya media penunjang pertumbuhan mikroba.
Pembiakan diperlukan untuk mempelajari sifat bakteri untuk dapat mengadakan identifikasi, determinasi, atau diferensiasi jenis-jenis yang ditemukan. Pertumbuhan ketahanan bakteri bergantung pada pengaruh luar seperti makanan (nutrisi), atmosfer, suhu, lengas, konsentrasi ion hidrogen, cahaya, dan berbagai zat kimia yang dapat menghambat atau membunuh.
Kebutuhan bakteri pada umumnya adalah sebagai berikut:
Sumber energi yang diperlukan untuk reaksi-reaksi sintesis yang membutuhkan energi dalam pertumbuhan dan restorasi, pemeliharaan keseimbangan cairan, gerak, dan sebagainya
Sumber karbon.
Sumber nitrogen sebagian besar untuk sintesis protein dan asam-asam nukleat.
Sumber garam-garam anorganik, khususnya fosfat dan sulfat sebagai anion; dan potasium, sodium magnesium, kalsium, besi, mangan sebagai kation.
Berdasarkan komposisi/susunan kimia bahan penyusunnya, media yang digunakan untuk menumbuhkan mikrobia dibagi atas 5 yaitu:
Medium organik; yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan organik.
Medium anorganik; yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan anorganik
Medium sintetik, yaitu media yang tersusun atas senyawa yang tidak diketahui komposisi kimianya secara tepat. Media tersebut berisi garam anorganik misalnya asam amino, asam lemak, alkohol, karbohidrat atau senyawa organik serta serta vitamin-vitamin.
Media nonsintetik, adalah media yang tidak diketahui komposisi kimianya secara pasti. Beberapa dari komposisi yang ditambahkan misalnya ekstak beef, ekstrak yeast, pepton, darah, serum dan casein hidrolisat. Contoh media non sintesis NA, NB, PDA.
Menurut Dwidjoseputro , selanjutnya medium buatan manusia itu dapat berupa:
Medium Cair
Medium cair yang biasa dipakai ialah air kaldu yang disiapkan sebagai berikut. Kepada 1 liter air murni ditambahkan 3 gr kaldu daging lembu dan 5 gr pepton. Pepton ialah protein yang terdapat pada daging, pada air susu, pada kedelai, dan pada putih telur. Pepton mengandung banyak N2, sedang kaldu berisi garam-garam mineral dan lain-lainnya lagi. Medium ini kemudian ditentukan pHnya 6,8 sampai 7, jadi sedikit asam atau netral; keadaan yang demikian ini sesuai bagi kebanyakan bakteri. Kaldu seperti tersebut diatas masih perlu disaring untuk kemudian dimasukkan ke dalam tabung-tabung reaksi. Penyaringan dapat dilakukan dengan kertas saring. Setelah tabung berisi medium kaldu tersebut disumbat dengan kapas, dan dapatlah dimasukkan ke dalam alat pensteril.
Medium kental (padat)
Dahulu kala orang lazim menggunakan kentang yang dipotong-potong serupa silinder untuk medium.silinder kentang mentah dibuat dengan pipa besi, lalu potongan-potongan itu dimaksudkan untuk ke dalam tabung reaksi. Kemudian tabung disumbat dengan kapas, dan setelah itu disterilkan di dalam autoklaf. Setelah kentang dingin kembali,permukaan atas dari silinder kentang dapat ditanami bakteri
Suatu penemuan yang baik sekali ialah medium dari kaldu yang dicampur dengan sedikit agar-agar, dan kemudian dibiarkan mendingin, maka diperolehlah medium padat. Agar-agar ialah sekedar zat pengental, dan bukan zat makanan bagi bakteri.
Medium yang diperkaya
Kebanyakan bakteri suka tumbuh pada dasar makanan seperti disebut di atas. Tetapi bakteri patogen seperti Brucella abortus, Mycobacterium tuberculosis, Diplococcus pneumoniae, dan Neisseria gonorrhoeae memerlukan zat makanan tambahan berupa serum atau darah yang tak mengandung fibrinogen lagi. Fibrinogen adalah zat yang menyebabkan darah menjadi kental, apabila keluar di luka. Serum atau darah itu dicampurkan ke dalam medium yang sudah disterilkan. Jika pencampuran ini dilakukan sebelum sterilisasi, maka serum atau darah tersebut akan mengental akibat pemanasan. Pada medium buatan Loeffler, serum dicampurkan di dalam dasar makanan sebelum sterilisasi. Medium ini baik sekali untuk memelihara basil-basil dipteri. Juga medium yang memerlukan tambahan putih telur dibuat dengan cara demikian. Seringkali orang menambahkan susu atau air tomat kepada dasar makanan untuk menumbuhkan Lactobacillus dan beberapa spesies lainnya.
Medium yang kering
Pekerjaan laboratorium sekarang ini banyak dipermudah dengan telah adanya bermacam-macam medium yang tersedia dalam bentuk serbuk kering. Untuk menyiapkan medium tersebut, cukuplah orang mengambil sekian gram serbuk kering tersebut untuk dilarutkan dalam sekian liter air dan kemudian larutan itu disterilkan. Penentuan pH tidak perlu lagi, karena hal itu sudah dilakukan lebih dulu pada pembuatan serbuk. Periksalah “Difco Manual of dehyclinical culture media and reagents for microbiological and clinical laboratory procedures”.
BAB III
METODE PRATIKUM
Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini yaitu diadakan pada:
Hari/tanggal : Kamis/14 November 2009
Waktu : Pukul 15.00 s.d. 19.00 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Gedung B Lt. III
Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Alauddin Makassar, Samata Gowa.
Alat dan Bahan
Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah otoklaf, erlenmeyer, gelas kimia, pisau, batang pengaduk, corong, neraca analitik, lemari pendingin, dan kompor.
Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu alkohol, kapas, kertas koran, tissu, kertas saring, dan aluminium foil.
Medium Nutrien Agar (NA)
Ekstrak daging (beef) : 1,5 gram
Pepton : 2,5 gram
Bacto Agar : 7,5 gram
Air Suling : 500 ml
Medium Nutrien Broth (NB)
Ekstrak daging (beef) : 1,5 gram
Pepton : 2,5 gram
Air Suling : 500 ml
Potato Dekstrosa Agar (PDA)
Kentang : 50 gram
Dekstrosa : 3,75 gram
Bacto Agar : 3,75 gram
Air Suling : 250 ml
Tauge Ekstrak agar (TEA)
Tauge : 5 gram
Sukrosa : 3 gram
Bacto Agar : 0,75 gram
Air Suling : 50 ml
Tauge Ekstrak Broth (TEB)
Tauge : 5 gram
Sukrosa : 3 gram
Air Suling : 50 ml
Lactose Broth (LB)
Ekstrak daging (beef) : 1,5 gram
Pepton : 2,5 gram
Lactosa : 2,5 gram
Air Suling : 500 ml
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja praktikum ini yaitu:
Medium Nutrien Agar (NA)
Menimbang dengan teliti masing-masing bahan, melarutkan dalam air suling 500 ml, melakukan pemanasan sambil mengaduk hingga homogen.
Menutup wadah dengan baik menggunakah kapas dan aluminium foil, mensterilkan dengan menggunakan otoklaf pada tekanan 2 atm, suhu 121°C selama 15 menit.
Medium Nutrien Broth (NB)
Menimbang dengan teliti masing-masing bahan, melarutkan dalam air suling 500 ml, melakukan pemanasan sambil mengaduk hingga homogen.
Menutup wadah dengan baik menggunakah kapas dan aluminium foil, mensterilkan dengan menggunakan otoklaf pada tekanan 2 atm, suhu 121°C selama 15 menit.
Potato Dekstrosa Agar (PDA)
Menimbang bahan dengan teliti, memotong dengan kecil kentang seperti dadu,
Merebus kentang dalam 250 ml air suling hingga mendidih selama ± 20 menit, lalu menyaring dengan kertas saring.
Menambahkan air hingga 250 ml.
Memasukkan dekstrosa dan bacto agar kemudian mengaduk hingga homogen.
Menutup mulut tabung dengan menyumbatnya dengan kapas lalu membungkus dengan aluminium foil. Mensterilkan dalam otoklaf.
Tauge Ekstrak agar (TEA)
Menimbang bahan dengan teliti, merebus tauge dalam air suling 50 ml hingga mendidih selama ± 15 menit, menyaring dengan kertas saring.
Memasukkan sukrosa dan bacto agar, mengaduk hingga homogen kemudian menutup wadah dan selanjutnya mensterilkan dalam otoklaf.
Tauge Ekstrak Broth (TEB)
Menimbang bahan dengan teliti, merebus tauge dalam air suling 50 ml hingga mendidih selama ± 15 menit, menyaring dengan kertas saring.
Memasukkan sukrosa, mengaduk hingga homogen kemudian menutup wadah dan selanjutnya mensterilkan dalam otoklaf.
Lactose Broth (LB)
Menimbang seluruh bahan dengan teliti kemudian melarutkan dalam aquadest 500 ml. mengaduk hingga homogen (melakukan pemansan bila perlu).
Menutup wadah dengan kapas dan aluminium foil, lalu mensterilkan dalam otoklaf.
Analisis Data
Medium Nutrien Agar (NA) (Air suling = 500 ml)
Ekstrak daging (beef) : (1,5 )/500 ×500 =1,5 gram
Pepton : (2,5 )/500 ×500 =2,5 gram
Bacto Agar : (7,5 )/500 ×500 =7,5 gram
Air Suling : 500/500 ×500 =500 ml
Medium Nutrien Broth (NB) (Air suling = 500 ml)
Ekstrak daging (beef) : (1,5 )/500 ×500 =1,5 gram
Pepton : (2,5 )/500 ×500 =2,5 gram
Air Suling : 500/500 ×500 =500 ml
Potato Dekstrosa Agar (PDA) (Air suling = 250 ml)
Kentang : 100/500 ×250 =50 gram
Dekstrosa : 7,5/500 ×250 =3,75 gram
Bacto Agar : 7,5/500 ×250 =3,75 gram
Air Suling : 500/500 ×250 =250 ml
Tauge Ekstrak agar (TEA) (Air Suling = 50 ml)
Tauge : 50/500 ×50 =5 gram
Sukrosa : 30/500 ×50 =3 gram
Bacto Agar : 7,5/500 ×50 =0,75 gram
Air Suling : 500/500 ×50 =50 ml
Tauge Ekstrak Broth (TEB) (Air Suling = 50 ml)
Tauge : 50/500 ×50 =5 gram
Sukrosa : 30/500 ×50 =3 gram
Air Suling : 500/500 ×50 =50 ml
Lactose Broth (LB) (Air suling = 500 ml)
Ekstrak daging (beef) : (1,5 )/500 ×500 =1,5 gram
Pepton : (2,5 )/500 ×500 =2,5 gram
Lactose : (2,5 )/500 ×500 =2,5 gram
Air Suling : 500/500 ×500 =500 ml
Pembahasan
Nutrien Agar (NA)
Medium NA berdasarkan susunan kimianya merupakan medium non sintetik/semi ilamiah, berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat. Medium ini digunakan untuk pertumbuhan bakteri. Komposisi NA yang terdiri dari:
Ekstrak beef berfungsi sebagai sumber karbohidrat, mengandung senyawa nitrogen organik yang dibutuhkan mikroba.
Pepton merupakan sumber protein dan penghasil nitrogen.
Bacto agar berfungsi sebagai pemadat medium
Aquadest berfungsi sebagai pelarut.
Nutrien Broth (NB)
Medium NB berdasarkan konsistensinya termasuk medium cair. Dikatakan medium cair karena pada komposisinya tidak terdapat bacto agar sebagai pemadat medium. Berdasarkan susunan kimianya termasuk medium non sintetik/ semi alamiah. Medium NB ini digunakan untuk pertumbuhan bakteri. Komposisinya adalah:
Ekstrak beef sebagai sumber karbohidrat, mengandung nitrogen dan bermacam-macam vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroba.
Pepton merupakan sumber protein dan mengandung unsur nitrogen dan karbohidrat.
Aquadest selain berfungsi sebagai sumber oksigen, juga berfungsi sebagai pelarut sehingga memberi konsistensi cair pada mdium.
Potato Dekstrosa Agar (PDA)
Medium ini menurut konsistensinya termasuk medium padat, berdasarkan susunan kimianya termasuk non sintetik/semi alamiah. Medium PDA digunakan untuk menumbuhkan jamur (kapang). Komposisinya terdiri dari:
Dekstrosa berfungsi sebagai sumber karbon.
Kentang sebagai sumber karbohidrat.
Bacto agar berfungsi memadatkan medium
Aquadest berfungsi sebagai pelarut dan sumber oksigen.
Tauge Ekstrak Agar (TEA)
Medium ini berdasarkan konsistensinya termasuk medium padat karena terdapat agar sebagai bahan penyusunnya. Sedangkan berdasarkan susunan kimianya termasuk medium non sintetik/semi alamiah. Medium ini digunakan untuk pertumbuhan dan pembiakan khamir. Komposisinya terdiri dari:
Tauge yang berfungsi sebagai sumber-sumber zat organik yang dibutuhkan oleh khamir.
Sukrosa merupakan sumber karbohidrat bagi khamir, dimana setelah mengalami fermentasi, sukrosa akan berubah menjadi glukosa dan fruktosa yang juga dibutuhkan oleh khamir.
Bacto agar berfungsi memadatkan medium
Aquadest digunakan untuk melarutkan bahan pada medium tersebut.
Tauge Ekstrak Broth (TEB)
Medium Tauge Ekstrak Broth merupakan medium yang bersifat non sintetik. Sedangkan berdasarkan konsistensinya, termasuk medium cair. Medium ini juga digunakan untuk pertumbuhan dan pembiakan khamir. Komposisinya sama dengan medium TEA, hanya saja pada medium ini, tidah ada penambahan agar untuk konsistensinya. oleh karena pada komposisinya tidak terdapat agar sehingga medium ini disebut medium cair
Lactose Broth (LB)
Medium Lactose Broth merupakan medium yng konsistensinya termasuk medium cair. Berdasarkan susunan kimianya, medium ini termasuk medium non sintetik dan berdasarkan fungsinya termasuk medium diperkaya karena pada medium ini ditambahkan za-zat tertentu, seperti lactose. Medium ini digunakan untuk memperbanyak bakteri Coliform. Komposisinya terdiri dari
Ekstrak beef yang berfungsi sebagai sumber karbohidrat dan nitrogen yang dibutuhkan oleh bakteri.
Pepton merupakan sumber protein dan nitrogen serta karbohidrat.
Lactose merupakan sumber energi dan juga karbohidrat.
Aquadest sebagai sumber oksigen juga sebagai pelarut yang memberikan konsistensi cair pada medium.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum maka dapat disimpulkan bahwa medium berdasarkan konsistensinya dibedakan menjadi 3, yaitu:
Medium padat yaitu medium yang konsistensinya bersifat padat. Medium yang tergolong medium padat yaitu Nutrien Agar (NA) yang berfungsi untuk pertumbuhan bakteri, Potato Ekstrak Dekstrosa (PDA) yang berfungsi menumbuhkan mikroba dari jamur (kapang), dan Tauge Ekstrak Agar (TEA) yang berfungsi untuk menumbuhkan khamir.
Medium cair yaitu medium yang konsistensinya bersifat cair. Medium yang tergolong medium cair yaitu NB (Nutrien Broth), TEB (Tauge Ekstrak Broth), dan LB (Lactose Broth). NB berfungsi untuk menumbuhkan bakteri, TEB berfungsi untuk menumbuhkan khamir, dan LB berfungsi untuk memperbanyak bakteri Coliform.
Medium padat yang dapat dicairkan yaitu medium yang jika berada pada suhu rendah akan memadat dan jika ditempatkan pada kondisi yang panas maka akan mencair. Medium yang termasuk dalam medium ini adalah medium yang pada komposisinya terdapat bakto agar yang berfungsi sebagai pemadat medium, yaitu Nutrien Agar (NA), PDA (Potato Dekstrosa Agar), dan TEA (Tauge Ekstrak Agar).
Saran
Adapun saran yang dapat diajukan pada praktikum ini yaitu, praktikan harus aktif dalam melakukan praktikum, harus teliti dalam menimbang bahan-bahan yang akan digunakan serta selalu memperhatikan kesterilan alat dan bahan yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Djambatan, 1998.
Hafsah. Bahan Ajar Mikrobiologi Umum. Makassar: Program Studi Biologi UIN Alauddin Makassar, 2009.
Irianto, Koes. Mikrobiologi Jilid 1. Bandung: Yrama Widya, 2006
“Mengenal Media Pertumbuhan Mikrobial”. http://rachdie.blogsome.com/2006/10/18/mengenal-media-pertumbuhan-mikrobial/ (Diakses tanggal 14 November 2009).
“Pembuatan Media Agar dan Sterilisasi dan Pembiakan Bakteri dan Jamur”. http:/makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/08/pembuatan-media-agar-dan-sterilisasi-dan.html (Diakses tanggal 14 November 2009).
“Pembuatan Media n Sterilisasi, http://blogkita.info/my-kampuz/my-kuliah/mikrobiologi/pembuatan-media-n-sterilisasi/ (Diakses tanggal 07 November 2009).
Unus, Sunarwiria. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung: PT. Angkasa, 1985.
Valarine, Keanekaragaman Mikroorganisme pada Media Agar. http://beibsblogg.blogspot.com/2009/06/keanekaragaman-mikroorganisme-pada.html (Diakses tanggal 14 November 2009).
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Semua makhluk hidup membutuhkan nutrien untuk pertumbuhan dan reproduksinya. Nutrien merupakan bahan baku yang digunakan untuk membangun komponen-komponen seluler baru dan untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan dalam proses kehidupan sel.
Untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroba diperlukan suatu substrat yang disebut medium. Sedangkan medium itu sendiri sebelum digunakan haris dalam keadaan steril artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan. Agar mikroba dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam medium, maka diperlukan persyaratan tertentu yaitu diantaranya bahwa di dalam medium harus terkandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba.
Oleh karena hal tersebut, maka diadakan praktikum ini guna menambah keterampilan dan pengetahuan kita mengenai cara pembuatan medium pertumbuhan mikroba.
Tujuan
Adapun tujuan pelaksanaan praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara pembuatan medium seperti medium NA (Nutrien Agar), NB (Nutrien Broth), PDA (Potato Dekstrosa Agar), TEA (Tauge Ekstrak Agar), TEB (Tauge Ekstrak Broth), dan LB (Lactose Broth) serta mengetahui fungsi dari masing-masing medium tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil. Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi, karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan. Enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk pengolahan bahan makanan akan diproduksi bila makanan tersebut sudah ada (Kusnadi dkk, 2003).
Untuk menelaah bakteri dan jamur di laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan atau mengembangkan bakteri dan jamur tersebut. Adanya pembiakan bakteri dan jamur dimaksudkan untuk memudahkan pemeriksaan yang akan dilakukan di dalam laboratorium, sehingga jika sewaktu-waktu kita memerlukan bakteri dan jamur untuk suatu percobaan, maka bakteri dan jamur tersebut telah tersedia. Biakkan bakteri dan jamur tersebut dapat disimpan di dalam lemari es untuk waktu yang lama tanpa ada kerusakan.
Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas air sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat (Hadioetomo, 1993).
Mikroba memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda-beda di dalam persyaratan pertumbuhannya. Ada mikroba yang bisa hidup hanya pada media yang mengandung sulfur dan ada pula yang tidak mampu hidup dan seterusnya. Karakteristik persyaratan pertumbuhan mikroba inilah yang menyebabkan bermacam-macamnya media penunjang pertumbuhan mikroba.
Pembiakan diperlukan untuk mempelajari sifat bakteri untuk dapat mengadakan identifikasi, determinasi, atau diferensiasi jenis-jenis yang ditemukan. Pertumbuhan ketahanan bakteri bergantung pada pengaruh luar seperti makanan (nutrisi), atmosfer, suhu, lengas, konsentrasi ion hidrogen, cahaya, dan berbagai zat kimia yang dapat menghambat atau membunuh.
Kebutuhan bakteri pada umumnya adalah sebagai berikut:
Sumber energi yang diperlukan untuk reaksi-reaksi sintesis yang membutuhkan energi dalam pertumbuhan dan restorasi, pemeliharaan keseimbangan cairan, gerak, dan sebagainya
Sumber karbon.
Sumber nitrogen sebagian besar untuk sintesis protein dan asam-asam nukleat.
Sumber garam-garam anorganik, khususnya fosfat dan sulfat sebagai anion; dan potasium, sodium magnesium, kalsium, besi, mangan sebagai kation.
Berdasarkan komposisi/susunan kimia bahan penyusunnya, media yang digunakan untuk menumbuhkan mikrobia dibagi atas 5 yaitu:
Medium organik; yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan organik.
Medium anorganik; yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan anorganik
Medium sintetik, yaitu media yang tersusun atas senyawa yang tidak diketahui komposisi kimianya secara tepat. Media tersebut berisi garam anorganik misalnya asam amino, asam lemak, alkohol, karbohidrat atau senyawa organik serta serta vitamin-vitamin.
Media nonsintetik, adalah media yang tidak diketahui komposisi kimianya secara pasti. Beberapa dari komposisi yang ditambahkan misalnya ekstak beef, ekstrak yeast, pepton, darah, serum dan casein hidrolisat. Contoh media non sintesis NA, NB, PDA.
Menurut Dwidjoseputro , selanjutnya medium buatan manusia itu dapat berupa:
Medium Cair
Medium cair yang biasa dipakai ialah air kaldu yang disiapkan sebagai berikut. Kepada 1 liter air murni ditambahkan 3 gr kaldu daging lembu dan 5 gr pepton. Pepton ialah protein yang terdapat pada daging, pada air susu, pada kedelai, dan pada putih telur. Pepton mengandung banyak N2, sedang kaldu berisi garam-garam mineral dan lain-lainnya lagi. Medium ini kemudian ditentukan pHnya 6,8 sampai 7, jadi sedikit asam atau netral; keadaan yang demikian ini sesuai bagi kebanyakan bakteri. Kaldu seperti tersebut diatas masih perlu disaring untuk kemudian dimasukkan ke dalam tabung-tabung reaksi. Penyaringan dapat dilakukan dengan kertas saring. Setelah tabung berisi medium kaldu tersebut disumbat dengan kapas, dan dapatlah dimasukkan ke dalam alat pensteril.
Medium kental (padat)
Dahulu kala orang lazim menggunakan kentang yang dipotong-potong serupa silinder untuk medium.silinder kentang mentah dibuat dengan pipa besi, lalu potongan-potongan itu dimaksudkan untuk ke dalam tabung reaksi. Kemudian tabung disumbat dengan kapas, dan setelah itu disterilkan di dalam autoklaf. Setelah kentang dingin kembali,permukaan atas dari silinder kentang dapat ditanami bakteri
Suatu penemuan yang baik sekali ialah medium dari kaldu yang dicampur dengan sedikit agar-agar, dan kemudian dibiarkan mendingin, maka diperolehlah medium padat. Agar-agar ialah sekedar zat pengental, dan bukan zat makanan bagi bakteri.
Medium yang diperkaya
Kebanyakan bakteri suka tumbuh pada dasar makanan seperti disebut di atas. Tetapi bakteri patogen seperti Brucella abortus, Mycobacterium tuberculosis, Diplococcus pneumoniae, dan Neisseria gonorrhoeae memerlukan zat makanan tambahan berupa serum atau darah yang tak mengandung fibrinogen lagi. Fibrinogen adalah zat yang menyebabkan darah menjadi kental, apabila keluar di luka. Serum atau darah itu dicampurkan ke dalam medium yang sudah disterilkan. Jika pencampuran ini dilakukan sebelum sterilisasi, maka serum atau darah tersebut akan mengental akibat pemanasan. Pada medium buatan Loeffler, serum dicampurkan di dalam dasar makanan sebelum sterilisasi. Medium ini baik sekali untuk memelihara basil-basil dipteri. Juga medium yang memerlukan tambahan putih telur dibuat dengan cara demikian. Seringkali orang menambahkan susu atau air tomat kepada dasar makanan untuk menumbuhkan Lactobacillus dan beberapa spesies lainnya.
Medium yang kering
Pekerjaan laboratorium sekarang ini banyak dipermudah dengan telah adanya bermacam-macam medium yang tersedia dalam bentuk serbuk kering. Untuk menyiapkan medium tersebut, cukuplah orang mengambil sekian gram serbuk kering tersebut untuk dilarutkan dalam sekian liter air dan kemudian larutan itu disterilkan. Penentuan pH tidak perlu lagi, karena hal itu sudah dilakukan lebih dulu pada pembuatan serbuk. Periksalah “Difco Manual of dehyclinical culture media and reagents for microbiological and clinical laboratory procedures”.
BAB III
METODE PRATIKUM
Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini yaitu diadakan pada:
Hari/tanggal : Kamis/14 November 2009
Waktu : Pukul 15.00 s.d. 19.00 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Gedung B Lt. III
Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Alauddin Makassar, Samata Gowa.
Alat dan Bahan
Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah otoklaf, erlenmeyer, gelas kimia, pisau, batang pengaduk, corong, neraca analitik, lemari pendingin, dan kompor.
Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu alkohol, kapas, kertas koran, tissu, kertas saring, dan aluminium foil.
Medium Nutrien Agar (NA)
Ekstrak daging (beef) : 1,5 gram
Pepton : 2,5 gram
Bacto Agar : 7,5 gram
Air Suling : 500 ml
Medium Nutrien Broth (NB)
Ekstrak daging (beef) : 1,5 gram
Pepton : 2,5 gram
Air Suling : 500 ml
Potato Dekstrosa Agar (PDA)
Kentang : 50 gram
Dekstrosa : 3,75 gram
Bacto Agar : 3,75 gram
Air Suling : 250 ml
Tauge Ekstrak agar (TEA)
Tauge : 5 gram
Sukrosa : 3 gram
Bacto Agar : 0,75 gram
Air Suling : 50 ml
Tauge Ekstrak Broth (TEB)
Tauge : 5 gram
Sukrosa : 3 gram
Air Suling : 50 ml
Lactose Broth (LB)
Ekstrak daging (beef) : 1,5 gram
Pepton : 2,5 gram
Lactosa : 2,5 gram
Air Suling : 500 ml
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja praktikum ini yaitu:
Medium Nutrien Agar (NA)
Menimbang dengan teliti masing-masing bahan, melarutkan dalam air suling 500 ml, melakukan pemanasan sambil mengaduk hingga homogen.
Menutup wadah dengan baik menggunakah kapas dan aluminium foil, mensterilkan dengan menggunakan otoklaf pada tekanan 2 atm, suhu 121°C selama 15 menit.
Medium Nutrien Broth (NB)
Menimbang dengan teliti masing-masing bahan, melarutkan dalam air suling 500 ml, melakukan pemanasan sambil mengaduk hingga homogen.
Menutup wadah dengan baik menggunakah kapas dan aluminium foil, mensterilkan dengan menggunakan otoklaf pada tekanan 2 atm, suhu 121°C selama 15 menit.
Potato Dekstrosa Agar (PDA)
Menimbang bahan dengan teliti, memotong dengan kecil kentang seperti dadu,
Merebus kentang dalam 250 ml air suling hingga mendidih selama ± 20 menit, lalu menyaring dengan kertas saring.
Menambahkan air hingga 250 ml.
Memasukkan dekstrosa dan bacto agar kemudian mengaduk hingga homogen.
Menutup mulut tabung dengan menyumbatnya dengan kapas lalu membungkus dengan aluminium foil. Mensterilkan dalam otoklaf.
Tauge Ekstrak agar (TEA)
Menimbang bahan dengan teliti, merebus tauge dalam air suling 50 ml hingga mendidih selama ± 15 menit, menyaring dengan kertas saring.
Memasukkan sukrosa dan bacto agar, mengaduk hingga homogen kemudian menutup wadah dan selanjutnya mensterilkan dalam otoklaf.
Tauge Ekstrak Broth (TEB)
Menimbang bahan dengan teliti, merebus tauge dalam air suling 50 ml hingga mendidih selama ± 15 menit, menyaring dengan kertas saring.
Memasukkan sukrosa, mengaduk hingga homogen kemudian menutup wadah dan selanjutnya mensterilkan dalam otoklaf.
Lactose Broth (LB)
Menimbang seluruh bahan dengan teliti kemudian melarutkan dalam aquadest 500 ml. mengaduk hingga homogen (melakukan pemansan bila perlu).
Menutup wadah dengan kapas dan aluminium foil, lalu mensterilkan dalam otoklaf.
Analisis Data
Medium Nutrien Agar (NA) (Air suling = 500 ml)
Ekstrak daging (beef) : (1,5 )/500 ×500 =1,5 gram
Pepton : (2,5 )/500 ×500 =2,5 gram
Bacto Agar : (7,5 )/500 ×500 =7,5 gram
Air Suling : 500/500 ×500 =500 ml
Medium Nutrien Broth (NB) (Air suling = 500 ml)
Ekstrak daging (beef) : (1,5 )/500 ×500 =1,5 gram
Pepton : (2,5 )/500 ×500 =2,5 gram
Air Suling : 500/500 ×500 =500 ml
Potato Dekstrosa Agar (PDA) (Air suling = 250 ml)
Kentang : 100/500 ×250 =50 gram
Dekstrosa : 7,5/500 ×250 =3,75 gram
Bacto Agar : 7,5/500 ×250 =3,75 gram
Air Suling : 500/500 ×250 =250 ml
Tauge Ekstrak agar (TEA) (Air Suling = 50 ml)
Tauge : 50/500 ×50 =5 gram
Sukrosa : 30/500 ×50 =3 gram
Bacto Agar : 7,5/500 ×50 =0,75 gram
Air Suling : 500/500 ×50 =50 ml
Tauge Ekstrak Broth (TEB) (Air Suling = 50 ml)
Tauge : 50/500 ×50 =5 gram
Sukrosa : 30/500 ×50 =3 gram
Air Suling : 500/500 ×50 =50 ml
Lactose Broth (LB) (Air suling = 500 ml)
Ekstrak daging (beef) : (1,5 )/500 ×500 =1,5 gram
Pepton : (2,5 )/500 ×500 =2,5 gram
Lactose : (2,5 )/500 ×500 =2,5 gram
Air Suling : 500/500 ×500 =500 ml
Pembahasan
Nutrien Agar (NA)
Medium NA berdasarkan susunan kimianya merupakan medium non sintetik/semi ilamiah, berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat. Medium ini digunakan untuk pertumbuhan bakteri. Komposisi NA yang terdiri dari:
Ekstrak beef berfungsi sebagai sumber karbohidrat, mengandung senyawa nitrogen organik yang dibutuhkan mikroba.
Pepton merupakan sumber protein dan penghasil nitrogen.
Bacto agar berfungsi sebagai pemadat medium
Aquadest berfungsi sebagai pelarut.
Nutrien Broth (NB)
Medium NB berdasarkan konsistensinya termasuk medium cair. Dikatakan medium cair karena pada komposisinya tidak terdapat bacto agar sebagai pemadat medium. Berdasarkan susunan kimianya termasuk medium non sintetik/ semi alamiah. Medium NB ini digunakan untuk pertumbuhan bakteri. Komposisinya adalah:
Ekstrak beef sebagai sumber karbohidrat, mengandung nitrogen dan bermacam-macam vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroba.
Pepton merupakan sumber protein dan mengandung unsur nitrogen dan karbohidrat.
Aquadest selain berfungsi sebagai sumber oksigen, juga berfungsi sebagai pelarut sehingga memberi konsistensi cair pada mdium.
Potato Dekstrosa Agar (PDA)
Medium ini menurut konsistensinya termasuk medium padat, berdasarkan susunan kimianya termasuk non sintetik/semi alamiah. Medium PDA digunakan untuk menumbuhkan jamur (kapang). Komposisinya terdiri dari:
Dekstrosa berfungsi sebagai sumber karbon.
Kentang sebagai sumber karbohidrat.
Bacto agar berfungsi memadatkan medium
Aquadest berfungsi sebagai pelarut dan sumber oksigen.
Tauge Ekstrak Agar (TEA)
Medium ini berdasarkan konsistensinya termasuk medium padat karena terdapat agar sebagai bahan penyusunnya. Sedangkan berdasarkan susunan kimianya termasuk medium non sintetik/semi alamiah. Medium ini digunakan untuk pertumbuhan dan pembiakan khamir. Komposisinya terdiri dari:
Tauge yang berfungsi sebagai sumber-sumber zat organik yang dibutuhkan oleh khamir.
Sukrosa merupakan sumber karbohidrat bagi khamir, dimana setelah mengalami fermentasi, sukrosa akan berubah menjadi glukosa dan fruktosa yang juga dibutuhkan oleh khamir.
Bacto agar berfungsi memadatkan medium
Aquadest digunakan untuk melarutkan bahan pada medium tersebut.
Tauge Ekstrak Broth (TEB)
Medium Tauge Ekstrak Broth merupakan medium yang bersifat non sintetik. Sedangkan berdasarkan konsistensinya, termasuk medium cair. Medium ini juga digunakan untuk pertumbuhan dan pembiakan khamir. Komposisinya sama dengan medium TEA, hanya saja pada medium ini, tidah ada penambahan agar untuk konsistensinya. oleh karena pada komposisinya tidak terdapat agar sehingga medium ini disebut medium cair
Lactose Broth (LB)
Medium Lactose Broth merupakan medium yng konsistensinya termasuk medium cair. Berdasarkan susunan kimianya, medium ini termasuk medium non sintetik dan berdasarkan fungsinya termasuk medium diperkaya karena pada medium ini ditambahkan za-zat tertentu, seperti lactose. Medium ini digunakan untuk memperbanyak bakteri Coliform. Komposisinya terdiri dari
Ekstrak beef yang berfungsi sebagai sumber karbohidrat dan nitrogen yang dibutuhkan oleh bakteri.
Pepton merupakan sumber protein dan nitrogen serta karbohidrat.
Lactose merupakan sumber energi dan juga karbohidrat.
Aquadest sebagai sumber oksigen juga sebagai pelarut yang memberikan konsistensi cair pada medium.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum maka dapat disimpulkan bahwa medium berdasarkan konsistensinya dibedakan menjadi 3, yaitu:
Medium padat yaitu medium yang konsistensinya bersifat padat. Medium yang tergolong medium padat yaitu Nutrien Agar (NA) yang berfungsi untuk pertumbuhan bakteri, Potato Ekstrak Dekstrosa (PDA) yang berfungsi menumbuhkan mikroba dari jamur (kapang), dan Tauge Ekstrak Agar (TEA) yang berfungsi untuk menumbuhkan khamir.
Medium cair yaitu medium yang konsistensinya bersifat cair. Medium yang tergolong medium cair yaitu NB (Nutrien Broth), TEB (Tauge Ekstrak Broth), dan LB (Lactose Broth). NB berfungsi untuk menumbuhkan bakteri, TEB berfungsi untuk menumbuhkan khamir, dan LB berfungsi untuk memperbanyak bakteri Coliform.
Medium padat yang dapat dicairkan yaitu medium yang jika berada pada suhu rendah akan memadat dan jika ditempatkan pada kondisi yang panas maka akan mencair. Medium yang termasuk dalam medium ini adalah medium yang pada komposisinya terdapat bakto agar yang berfungsi sebagai pemadat medium, yaitu Nutrien Agar (NA), PDA (Potato Dekstrosa Agar), dan TEA (Tauge Ekstrak Agar).
Saran
Adapun saran yang dapat diajukan pada praktikum ini yaitu, praktikan harus aktif dalam melakukan praktikum, harus teliti dalam menimbang bahan-bahan yang akan digunakan serta selalu memperhatikan kesterilan alat dan bahan yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Djambatan, 1998.
Hafsah. Bahan Ajar Mikrobiologi Umum. Makassar: Program Studi Biologi UIN Alauddin Makassar, 2009.
Irianto, Koes. Mikrobiologi Jilid 1. Bandung: Yrama Widya, 2006
“Mengenal Media Pertumbuhan Mikrobial”. http://rachdie.blogsome.com/2006/10/18/mengenal-media-pertumbuhan-mikrobial/ (Diakses tanggal 14 November 2009).
“Pembuatan Media Agar dan Sterilisasi dan Pembiakan Bakteri dan Jamur”. http:/makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/08/pembuatan-media-agar-dan-sterilisasi-dan.html (Diakses tanggal 14 November 2009).
“Pembuatan Media n Sterilisasi, http://blogkita.info/my-kampuz/my-kuliah/mikrobiologi/pembuatan-media-n-sterilisasi/ (Diakses tanggal 07 November 2009).
Unus, Sunarwiria. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung: PT. Angkasa, 1985.
Valarine, Keanekaragaman Mikroorganisme pada Media Agar. http://beibsblogg.blogspot.com/2009/06/keanekaragaman-mikroorganisme-pada.html (Diakses tanggal 14 November 2009).
Belum ada tanggapan untuk "laporan praktikum mikroba"
Post a Comment