1. Unsur hara esensial
Pertumbuhan tanaman tidak hanya dikontrol oleh faktor dalam (internal),
tetapi juga ditentukan oleh faktor luar (eksternal). Salah satu faktor
eksternal tersebut adalah unsur hara esensial. Unsur hara esensial
adalah unsur-unsur yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Apabila
unsure tersebut tidak tersedia bagi tanaman, maka tanaman akan
menunjukkan gejala kekurangan unsure tersebut dan
pertumbuhan tanaman akan merana. Berdasarkan jumlah yang diperlukan
kita mengenal adanya unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara
makro diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang lebih besar (0.5-3%
berat tubuh tanaman). Sedangkan unsur hara mikro diperlukan oleh tanaman
dalam jumlah yang relatif kecil (beberapa ppm/ part per million dari
berat keringnya).
Unsur hara makro antara lain: C, H, O, N, P, K, S, Ca, dan Mg. Sedangkan
yang termasuk unsure hara mikro adalah : Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo, dan Cl.
Beberapa unsur ada yang esensial bagi tanaman tertentu, misalnya Na, Si
dan Co. Karbon diambil oleh tumbuhan dalam bentuk gas CO2 , hidrogen
diambil dalam bentuk air (H2O), sedangkan oksigen selain dalam bentuk
CO2 dan H2O juga dapat diambil dalam bentuk O2, maupun senyawa lainnya.
Unsur C, H, dan O merupakan penyusun utama makromolekul, seperti:
karbohidrat, lipid, protein dan asam nukleat. Setelah C, H, dan O,
nitrogen merupakan unsur hara makro terpenting. Nitrogen merupakan
komponen dari asam-asam amino (juga protein), klorofil, koenzim dan asam
nukleat. Nitrogen sering merupakan unsur pembatas pertumbuhan. Walaupun
gas N2 menyusun 78 % atmosfir bumi, tumbuhan tidak dapat menggunakannya
secara langsung.
Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh
dua faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu
faktor lingkungan yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan,
perkembangan dan produksi suatu tanaman adalah tersedianya unsur-unsur
hara yang cukup di dalam tanah. Diantaranya 105 unsur yang ada di atas
permukaan bumi, ternyata baru 16 unsur yang mutlak diperlukan oleh suatu
tanaman untuk dapat menyelesaikan siklus hidupnya dengan sempurna.
Unsur-unsur tersebut terdiri dari 9 unsur makro dan 7 unsur mikro.
Sembilan unsur makro dan tujuh unsur mikro inilah yang disebut sebagai
unsur -unsur esensial.
Tiga kriteria yang harus dipenuhi sehingga suatu unsur dapat disebut
sebagai unsur esensial: a. Unsur tersebut diperlukan untuk menyelesaikan
satu siklus hidup tanaman secara normal. b. Unsur tersebut memegang
peran yang penting dalam proses biokimia tertentu dalam tubuh tanaman
dan peranannya tidak dapat digantikan atau disubtitusi secara
keseluruhan oleh unsur lain. c. Peranan dari unsur tersebut dalam proses
biokimia tanaman adalah secara langsung dan bukan secara tidak
langsung.
Tanah merupakan suatu sistem yang kompleks, berperan sebagai sumber
kehidupan tanaman yaitu air, udara dan unsur hara. Tembaga (Cu), seng
(Zn), besi (Fe) dan mangan (Mn) merupakan beberapa contoh unsur hara
mikro yang esensial bagi tanaman karena walaupun diperlukan dalam jumlah
relatif sedikit tetapi sangat besar peranannya dalam metabolisme di
dalam tanaman (Cottenie 1983).
Pemupukan yang tidak diikuti dengan peningkatan produksi karena hanya
memenuhi beberapa unsur hara makro saja, sementara unsur mikro yang
lain tidak terpenuhi. Padahal meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang
lebih sedikit, unsur mikro ini tidak kalah pentingnya dengan unsur hara
makro sebagai komponen struktural sel yang terlibat langsung dalam
metabolisme sel dan aktivitas enzim.
Ketersediaan unsur-unsur esensial didalam tanaman sangat ditentukan
oleh pH, N pada pH 5.5 – 8.5, P pada pH 5.5 – 7.5 sedangkan K pada pH
5.5 – 10 sebaliknya unsur mikro relatif tersedia pada pH rendah. Hal ini
disebabkan karena pada pH tersebut semua unsur hara esensial baik makro
maupun mikro berbeda dalam keadaan yang siap untuk diserap oleh akar
tanaman sehingga dapat menjamin pertumbuhan dan produksi tanaman
(Darmawan 1982).
Praktikum ini membahas tentang unsur hara essensial
untuk perkembangan tumbuhan guna untuk mengetahui unsur hara yang
dibutuhkan tumbuhan. Bahan tanaman yang digunakan adalah jagung (Zea mays).
Komposisi larutan yang digunakan untuk mengetahui unsur hara yang
dibutuhkan tumbuhan terbagi dua yaitu komposisi lengkap (FeEDTA dan FeCl3 ) dan komposisi defesiensi (Ca, S, Mg, K,N,P,Fe, Hara mikro, dan larutan tidak diketahui).
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, terlihat beberapa
gejala yang terjadi pada tanaman jagung pada dua tipe komposisi. Gejala
yang terlihat pada komposisi lengkap FeEDTA adalah daun menguning dan
hampir mati dan komposisi lengkap FeCl3 adalah subur dan daun
menguning. Gejala defisiensi yang terjadi pada komposisi defisiensi
adalah Ca (mati) , S (masih tumbuh subur, daun-daun sedikit menguning),
Mg (sebagian daun subur dan sebagian lagi daunnya menguning), K
(sebagian daun subur, sebagian lagi daunnnya menguning dan kering), N
(daun-daun sebagian menguning dan kering), P (daun-daun sebagian
menguning, kering dan busuk), Fe (mati), hara mikro (daun tanaman masih
sehat), tidak diketahui (daun tanaman masih subur). Nilai perhitungan
kontrol komposisi defisiensi dalam praktikum ini melebihi dari kontrol
komposisi lengkap. Hal ini disebabkan karena selama melakukan praktikum
dalam kurun waktu satu bulan banyak terjadi kesalahan sehingga hasil
penampakan yang diperlihatkan tanaman juga kurang baik. Kesalahan yang
dominan dilakukan adalah tidak dilakukannya penyiraman secara teratur
tiap hari selama kurun waktu sebulan sehingga perhitungan yang dilakukan
melebihi dari kontrol komposisi lengkap. Selain itu kesalahan ini juga
menyebabkan tumbuhan memperlihatkan gejala yang tidak sesuai literatur
pada beberapa komposisi misalnya komposisi lengkap yang harusnya tumbuh
subur tapi dalam praktikum ini tumbuh dengan daun menguning dan hampir
mati.
Menurut Darmawan (1982) defisiensi N menunjukkan penguningan pada
daun tua (klorosis), P menunjukkan daun yang menguning dan tumbuhan
kerdil, K menunjukkan penguningan pada daun tua dan muda (nekrosis), S
menunjukkan klorosis, Mg menunjukkan klorosis, Ca menunjukkan nekrosis,
Fe menunjukkan klorosis. Literatur yang dinyatakan Darmawan (1982) ini
hampir sama dengan yang terlihat pada praktikum ini. Unsur Ca dan Fe
pada praktikum ini mengalami kematian yang disebabkan defisiensi ini
mrupakan hal yang fatal karena Ca dan Fe tergolong unsur makro sehingga
apabila mengalami defisiensi akan berakibat buruk bagi tumbuhan. Ca
sangat dibutuhkan sebagai kofaktor oleh beberapa enzim yang terlibat
dalam hidrolisis ATP dan fosfolipid. Sedangkan Fe merupakan penyusun
protein sitokrom dan nonheme yang terlibat dalam fotosintesis, fiksasi N2, dan respirasi (Darmawan 1982).
Ketersediaan unsur-unsur esensial didalam tanaman sangat ditentukan
oleh pH, N pada pH 5.5 – 8.5, P pada pH 5.5 – 7.5 sedangkan K pada pH
5.5 – 10 sebaliknya unsur mikro relatif tersedia pada pH rendah
(Darmawan 1982). Hal ini hampir sesuai dengan hasil praktikum yaitu pH N
(5-7), P (5-8), dan K (5-6) dan hara mikro pada pH 6. Keadaan pH yang
tidak sesuai menyebabkan penyerapan unsur hara menjadi terhambat
sehingga pertumbuhan tanaman pun menjadi kurang baik. Tanaman yang
tumbuh pada larutan hara mikro tumbuh dengan baik karena berada pH yang
sesuai. Larutan tidak diketahui juga tumbuh dengan baik. Setelah melihat
dari data yang diperoleh diperkirakan larutan tidak duketahui ini
memiliki komposisi defisiensi S. Hal ini terlihat dari nilai perhitungan
yang tidak jauh berbeda, nilai pH yang sama (5-7) dan gejala defisiensi
yang serupa (subur).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belum ada tanggapan untuk "unsur hara esensial"
Post a Comment