teknologi pertanian ( alsintan)

TINJAUAN LITERATUR
Gambaran Umum Kecamatan Perbaungan
Luas wilayah Perbaungan 206,02 km2 yang terdiri dari 5 kelurahan, 184
desa 269 RT dan 620 RW, batasan-batasan wilayahnya adalah sebagai berikut :
- Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Teluk Mengkudu dan
Sei Rampah
- Sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Deli Serdang
- Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Pantai Cermin
- Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Sei Rampah
Pada awalnya kecamatan Perbaungan adalah salah satu kecamatan di
kabupaten Deli Serdang, tetapi pada tanggal 18 Desember 2003 dengan
diterbitkannya Undang-Undang Nomor, 36 tahun 2003 tentang pembentukan
kabupaten Samosir dan kabupaten Serdang Bedagai di provinsi Sumatera Utara,
sehingga kecamatan Perbaungan termasuk kedalam 11 kecamatan yang ada di
kabupaten Serdang Bedagai (http://Serdang Bedagai kab.go.id).
Perkembangan Teknologi Pertanian
Dalam hakikatnya manusia itu senantiasa tergantung kepada
lingkungannya, akan tetapi dalam upaya manusia memenuhi kebutuhannya
mereka tidak selalu tergantung pada alam akan tetapi manusia dapat
mempengaruhi, merubah, menciptakan corak dan bentuk lingkungan, untuk
mengolah lingkungan alam sehingga tercipta benda-benda kebutuhan manusia
secara fisik mempunyai keterbatasan untuk itu diperlukan seperangkat peralatan
dan cara penggunaannya yang disebut dengan teknologi (Rifai dkk, 1990).
Perkembangan pertanian juga diiringi oleh perkembangan teknologi asal
untuk membantu kegiatan tersebut seperti : pengolahan tanah, jentera penaikan
5
Universitas Sumatera Utara
air, dan alat pemanen. Peradaban pertanian, bercocok tanam dan beternak yang
pada awalnya hanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari atau subsistem pada
perkembangan berikutnya, sejalan dengan kehidupan masyarakat yang bercorak
perdagangan berangsur-angsur berubah menjadi cikal bakal usaha tani
(Mangunwidjaja, 2005).
Peranan Mekanisasi Pertanian
Sesuai dengan defenisi dari mekanisasi pertanian (Agricutural
Mekanisation), maka penggunaan alat mekanisasi pertanian adalah untuk
meningkatkan daya kerja manusia dalam proses produksi pertanian dan dalam
setiap tahapan dari proses produksi tersebut selalu memerlukan alat mesin
pertanian (Sukirno, 1999).
Ilmu mekanisasi pertanian di Indonesia telah dilaksanakan untuk
mendukung berbagai usaha pembangunan pertanian, terutama di bidang usaha
swa-sembada pangan. Dengan mempertimbangkan aspek kepadatan penduduk,
nilai sosial ekonomi, dan teknis, maka pengembangan mekanisasi pertanian di
Indonesia dilaksanakan melalui pengembangan selektif. Yang dimaksud dengan
sistem mekanisasi pertanian selektif adalah usaha memperkenalkan,
mengembangkan, dan membina pemakaian jenis atau kelompok jenis alat dan
mesin pertanian yang sesuai dengan keadaan wilayah setempat.
Adapun peranan mekanisasi pertanian dalam pembangunan pertanian di
Indonesia adalah :
1. Mempertinggi efisiensi tenaga manusia
2. Meningkatkan derajat dan taraf hidup petani
Universitas Sumatera Utara
3. Menjamin kenaikan kuantitas dan kualitas serta kapasitas produksi
pertanian
4. Memungkinkan pertumbuhan tipe usaha tani, yaitu dari tipe pertanian
untuk kebutuhan keluarga (subsistence farming) menjadi tipe pertanian
perusahaan (commercial farming)
5. Mempercepat transisi bentuk ekonomi Indonesia dari sifat agraris menjadi
sifat industri.
Ruang lingkup mekanisasi pertanian meliputi 6 bidang, yaitu :
1. Bidang mesin-mesin budi daya pertanian, yang menelaah persoalanpersoalan
penggunaan tenaga dan alat-alat untuk budi daya pertanian
2. Bidang teknik tanah dan air, yang menelaah persoalan-persoalan yang ada
kaitannya dengan keadaan teknik tanah dan air
3. Bidang bangunan pertanian, yang menelaah persoalan-persoalan gedunggedung,
bangunan, dan perlengkapan pertanian
4. Bidang elektrifikasi pertanian, yang menelaah persoalan-persoalan
penggunaan mesin-mesin yang dipakai dalam usaha menyiapkan hasil
pertanian, baik untuk disimpan maupun langsung digunakan
5. Bidang mesin-mesin pengolahan pangan, yang menelaah persoalanpersoalan
penggunaan alat serta syarat-syarat yang diperlukan bagi suatu
pengolahan pangan.
Usaha meningkatkan produksi pangan dapat dilakukan dengan
intensifikasi maupun perluasan areal pertanian. Perluasan areal pertanian
dilakukan baik dengan jalan memanfaatkan areal tanah yang sudah ada tapi belum
tergarap secara efesien, maupun dengan jalan pembukaan tanah untuk mencetak
Universitas Sumatera Utara
tanah pertanian baru. Pembukaan tanah (land development), dalam pengertian
mekanisasi pertanian, adalah suatu usaha atau tindakan untuk mengubah tanah
menjadi tanah pertanian (Hardjosentono, dkk., 1996).
Selain itu, terutama agar modernisasi pertanian dapat terlaksana, maka
pengetahuan petani di pedesaan harus kita tingkatkan dan kita isi dengan inovasiinovasi
yang mutakhir. Karena kalau saja para petani tersebut dipompa dengan
ilmu pengetahuan yang aktual, maka dapat diramalkan bahwa cara berpikir
mereka pun tentu akan mengalami perubahan. Dari yang tidak berorientasi, dari
yang tradisional ke komersil, artinya jika saja para petani di pedesaan merasa
sukses melakukan usaha taninya, kemunkinan besar rasa percaya dirinya akan
semakin mendarah daging dalam hidupnya (Sastraatmadja, 1984).
Dari fakta dan peristiwa yang ditelusuri dapat diketahui bahwa ternyata
pengembangan mekanisasi pertanian di Indonesia berawal sekitar tahun 1950 an.
Ada empat institusi yang berperan penting dalam sejarah mekanisasi pertanian ini,
yaitu: perguruan tinggi, jawatan pemerintahan rakyat yang sekarang bernama
Dinas Pertanian dan swasta serta perusahaan Negara. Tujuan dari pengembangan
mekanisasi pertanaian adalah untuk mendukung peningkatan produksi pangan.
Salah satu faktor pendukung dalam pengembangan alsintan adalah tersedianya
kelembagaan teknis maupun ekonomi di pedesaan yang secara langsung maupun
tidak langsung menunjang pengembangan alsintan. Kelembagaan tersebut antara
lain pasar atau system tata niaga dan pemasaran untuk sarana produksi dan hasil
pertanian, distributor/dialer, bengkel alsintan, lembaga perkreditan, KUD,
Kelompok tani dan tersedianya penyuluh alsintan (Sugianto, 1991).
Universitas Sumatera Utara
Menurut Handaka (1996), parameter yang membatasi atau mendorong
pertumbuhan mekanisasi pertanian adalah :
1. Perubahan stuktur ekonomi
2. Perubahan pangsa tenaga kerja
3. Meningkatnya upah sektor pertanian
4. Perubahan pranata budaya dan kelembgaan social di pedesaan
5. Perubahan orientasi petani kea rah komersialisasi dan efisiensi
6. Pertumbuhan sektor industri dan jasa
7. Komunikasi yang semakin terbuka.
Empat hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan mekanisasi
pertanian :
1. Kebijaksanaan umum yang bersifat makro dan merupakan instrumen
kebijakan ekonomi
2. Kelembagaan
3. Teknologi (jenis, wilayah, topologi)
4. Sumber daya yang tersedia
(Handaka, 1996).
Rekayasa alsintan telah berkembang sesuai dengan zamannya dimana
teknologi dan iptek berusaha menutupi kebutuhan lingkungannya. Masalahmasalah
yang dihadapi dalam pengembangan alsintan untuk usaha kecil adalah :
1. Harga teknologi yang relatif mahal dipandang rata-rata skala ekonomi
petani Indosesia
2. Akses petani untuk menguasai teknologi terbentur masalah transfer sistem
yang belum bersifat mengakar
Universitas Sumatera Utara
3. Aspek kebijakan makro terhadap wahana industri alsintan belum mantap
(Handaka, 1996).
Pekerjaan Mengolah Tanah Pertanian
Pengolahan tanah adalah suatu perlakuan mekanis terhadap tanah untuk
suatu keperluan atau tujuan tertentu. Untuk keperluan penanaman, pengolahan
tanah adalah pekerjaan dalam menyiapkan tanah agar baik bagi pertumbuhan
tanaman dengan menciptakan sifat tanah yang baik untuk kehidupan tanaman
(Direktorat Jenderal Perkebunan, 1982).
Untuk mendapatkan hasil tanaman yang memuaskan maka harus
diciptakan keadaan fisik tananh yang baik bagi pertumbuhannya. Keadaan fisik
yang baik akan dapat diperoleh dengan melakukan pengolahan tanah yang efektif,
guna mempertahankan kondisi tanah, yang baik untuk pertumbuhan tanaman.
Produksi tanaman dapat berkurang secara langsung, pada kondisi tanah yang tidak
menguntungkan, akibat terlambatnya pertumbuhan karena pemadatan,
pertumbuhan tanaman sebagian besar dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan
tanah seperti : status air, aerasi, temperatur dan keadaan lainnya (Yuswar, 2004).
Untuk mencapai tujuan diatas maka pengolahan tanah harus dapat ;
a. Merubah media tumbuh tanaman, baik secara fisik, kimia maupun
biologis, sehingga sesuai dengan persyaratan pertumbuhan tanaman
b. Mencampur humus atau sisa tanaman dengan tanah
c. Menghancurkan tanaman pengganggu
d. Memperbaiki sirkulasi udara atau aerasi
e. Memperbaiki/mempertahankan lengas tanah
f. Memusnahkan telur larva, hama dan serangga
Universitas Sumatera Utara
g. Melindungi tanah dari erosi.
(Sukirno, 1999)
Kegiatan pengolahan tanah dibagi kedalam dua tahap, yaitu pengolahan
tanah pertama dan pengolahan tanah kedua. Dalam pengolahan tanah pertama,
tanah dipotong, kemudian dibalik agar sisa-sisa tanaman yang ada dipermukaaan
terbenam sehingga menjadi busuk. Sedangkan pengolahan tanah kedua bertujuan
untuk menghancurkan bongkahan-bongkahan tanah yang besar dan sisa-sia
tanaman yang terpotong akibat pengolahan tanah pertama menjadi lebih halus.
Dalam keadaan seperti ini sisa tanaman dan tumbuhan pengganggu akan mati dan
membusuk, yang selanjutnya merupakan unsur hara bagi padi yang akan ditanami
(Pratomo dan Irwanto, 1983).
Merupakan masalah penting untuk mendapatkan produksi pertanian yang
optimal. Kondisi tanah yang baik adalah salah satu faktor berhasilnya produksi
tanaman, dan untuk mencapai kondisi tanah yang baik diperlukan alat-alat
pertanian. Akhir-akhir ini masalah utama di dalam pembukaan dan pengolahan
tanah adalah bagaimana agar didapatkan efisiensi yang optimal. Hal ini
dimaksudkan dari pengertian minimal tillage yaitu pengolahan yang seminimal
mungkin, tetapi menghasilkan tanah yang baik dan pertumbuhan tanaman yang
optimal dengan biaya yang rendah (Direktorat Jenderal Perkebunan, 1982).
Kapasitas suatu mesin pertanian adalah laju mesin tersebut untuk
mengerjakan lahan sesuai dengan fungsi yang dimaksud atau manfaat
pekerjaannya. Biasanya kapasitas ini dinyatakan dengan luas dalam akre yang
dapat dikerjakan oleh mesin per jam. Faktor-faktor yang terlibat di dalamya
Universitas Sumatera Utara
adalah lebar kerja yang berguna dan kecepatan berjalan dengan memperhatikan
kehilangan waktu dalam pembelokan serta perawatan mesin
(Smith and Wilkies, 1990).
Sistem pengairan
Air merupakan hal yang penting bagi terciptanya suatu usaha tani yang
baik. Pengairan yang cukup dan baik akan memberikan produksi yang tinggi dari
usaha tani. Pengairan pada lahan sawah sangat dibutuhkan mulai dari tahap
pengolahan tanah sampai pada budi daya. Pada pengolahan tanah pengairan
diperlukan untuk memudahkan kegiatan pembajakan lahan (Yuswar, 2004).
Yang dimaksud pengairan ialah usaha-usaha :
a. Mengalirkan air dari sungai-sungai atau sumber air lain untuk keperluan
pertanian
b. Membagikan air dari sungai-sungai atau sumber lain secara teratur kepada
yang memerlukannya
c. Membuang sisa air yang telah dipergunakan ke sungai, langsung atau
lewat saluran pembuangan.
(Soenarto, 1959).
Yang dimaksud dengan lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetakpetak
dan dibatasi oleh pematang (galengan), saluran untuk
menahan/menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi sawah tanpa memandang
dari mana diperolehnya atau status lahan tersebut. Air adalah faktor penting
dalam bercocok tanam. Suatu sistem pengairan yang baik akan menghasilkan
pertumbuhan tanaman yang optimal, sedang pegairan merupakan segala usaha
yang berhubungan dengan pemanfaatan air dan sumbernya.
Universitas Sumatera Utara
Kebutuhan air untuk tanaman didasarkan atas kebutuhan tanaman padi
sebagai tanaman utama. Pada umumnya tanaman padi membutuhkan selama 24
jam air setinggi 4 mm. Dalam angka ini telah termasuk banyaknya air yang
menguap langsung ke udara. Jumlah ini hanya untuk keperluan asimilasi dan
peguapan. Untuk kebutuhan air pada pengolahan tanah, air harus cukup banyak
supaya struktur lumpur tercapai. Setelah pembajakan awal maka tanah di
“gemplang” selam satu minggu. Ketika digemplang, air tidak boleh banyak.
Bingkah-bingkah tanah yang timbul ketika dibajak hendaknya masih diatas air,
hingga dapat sinar matahari langsung. Pada saat menyikat diberi air sampai tinggi
kira-kira 10 cm di atas tanah, sehingga struktur Lumpur dapat segera tercapai
(Soenarto, 1959).
Kebutuhan Air Irigasi
Kebutuhan air irigasi (pengairan) adalah banyaknya air yang dibutuhkan
untuk menambah curah hujan efektif guna memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Kebutuhan air irigasi tersebut bergantung pada dua hal
yaitu :
1. Tingkat pemakaian air.
Tingkat pemakaian air adalah jumlah keseluruhan air yang dibutuhkan unutk
memenuhi kebutuhan air tanaman dalam satuan waktu dibandingkan terhadap luas
area yang bersangkutan. Tingkat pemakaian air tergantung pada pertanaman yang
ada di area lahan yang bersangkutan serta iklim setempat.
2. Tingkat efesiensi jaringan irigasi
Universitas Sumatera Utara
Tingkat efesiensi jaringan irigasi adalah ketepatgunaan jaringan irigasi yang
ada dalam pengoperasiannya untuk menyampaikan secara teratur air irigasi
kepetak-petak pertanaman (Kartasapoetra ,dkk, 1994).
Beberapa faktor ekonomi yang menjadi kendala dalam menunjang alokasi
air irigasi optimal antara lain :
1. Petani memilih komoditas yang paling menguntungkan, sementara itu
sistem irigasi yang dibangun biasa ke komoditi padi.
2. Petani memilih pola tanam dengan kombinasi yang paling
menguntungkan, sementara itu pada daerah irigasi teknis pola tanam
global dan pola tanam detail ditetapkan oleh panitia irigasi yang
berorientasi pada komoditas padi.,
3. Relatif besarnya iuran air irigasi, sementara resiko kegagalan panen makin
besar.
4. Keterbatasan modal, untuk menerapkan pola tanaman dan intensitas tanam
optimal.
5. Naiknya harga input seperti pupuk dan pestisida akan mempengaruhi
tingkat adopsi teknologi usaha tani.
6. Merosotnya harga beberapa komoditi hasil pertanian.
(Saptana, 2001).
Pompa air untuk Pengolahan Tanah dan Pemeliharaan Tanaman
Pompa adalah alat mekanik yang ketika ditempatkan dalam sebuah saluran
pipa pemindah energi dari sumber luar ke aliran cairan tersebut, demikian sebuah
Universitas Sumatera Utara
pompa mungkin diklasifikasikan sebagai sebuah mesin yang mengubah energi
mekanik menjadi energi hidrolik dan kemudian mengalirkan cairan itu.
(Gupta, et al., 1999).
Dalam pembahasan ini defenisi pompa akan dibatasi hanya pada bidang
pertanian, yang mana dalam pertanian disebut adanya pompa pengairan (water
pumps). Disebut pompa pengairan berarti berhubungan dengan pengairan pada
lahan-lahan pertanian, terutama untuk lahan pertanian yang sulit dalam hal
mendapatkan air untuk keperluan pertaniannya (Susilo, 1980).
Kebanyakan petani tidak dapat mempergunakan air dari sumber air . Dan
meskipun sumber air ada, mungkin akan lebih ekonomis bila seseorang
memasang unit pompa untuk menyedotnya, asal saja sumber air itu cukup banyak
mengandung persediaan air. Unit pompa yang dipasang harus disesuaikan dengan
keadaan sumber air. Persediaan air yang ideal adalah dari semua artesis atau dari
sungai yang letaknya cukup tinggi, sehingga air dapat dipergunakan tanpa
memakai pompa (Susilo, 1980).
Pompa air sangat dibutuhkan bagi petani yang sulit untuk mendapatkan air
dari sumbernya atau karena tidak adanya saluran-saluran irigasi yang berada dekat
dengan sawahnya, oleh karena itu dibutuhkan pompa air untuk menaikkan air dari
sumber air.
Pada pengolahan tanah tahap pertama, dilakukan pembalikan tanah yang
bertujuan agar tanah yang berada di bagian dalam dapat diangkut menjadi
permukaan (dibalik), selain itu tujuannya juga agar jerami cepat membusuk
karena tertimbun tanah. Kemudian dilakukan tahap kedua yang meliputi
perbaikan pematang diantaranya menyamakan tinggi permukaan pematang dan
Universitas Sumatera Utara
menutup bagian yang berlubang karena tikus, dan sekaligus membersihkan
rerumputan yang tumbuh di atas atau di sampingnya (dinding pematang). Setelah
pekerjaan ini dilakukan, maka dilanjutkan dengan pemberian air, kemudian
dibiaskan selama satu minggu (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989).
Pada pemeliharaan tanaman padi, air merupakan fakor yang penting dalam
menunjang pertumbuhan tanaman padi. Pada waktu tanaman berumur 15 sampai
20 hari, biasanya mulai dilakukan penyiangan yang pertama, karena pada umur
tersebut rerumputan sudah mulai tumbuh dan mengganggu tanaman padi. Pada
waktu penyiangan ini lubang pembuangan air harus ditutup agar Lumpur tanah
yang mengandung makanan tidak terbawa air. Sesuai penyiangan yang pertama
ini kadang-kadang diikuti dengan mengganti tanaman yang dianggap tumbuhnya
kurang baik atau mati. Kemudian air diatur dan ditambah ketinggiannya sekitar 7
sampai 10 cm.
Bila tanaman mencapai umur 40 sampai 45 hari, perlu dilakukan
penyiangan kedua, biasanya pekerjaan ini hanya sekedar mencabuti rumput yang
ada di sekitar tanaman. Setelah penyiangan dan pemupukan kedua, tinggi air
harus ditambah sekita 7 cm di atas permukaan tanah. Apabila pohon padi mulai
terjadi penggemukan pada batang-batang padi dekat selubung daun (bunting),
maka pengairan ditambah lagi karena saat ini tanaman memerlukan banyak zat
makanan dan air. Biasanya saat itu padi berumur sekitar 70 hari dan sawah diairi
setinggi 10 cm. ketika semua tanaman padi sudah berbunga, sawah diairi kembali
karena pada tahap ini tanaman memerlukan air yang banyak. Setelah padi
berbuah dan mulai masak, air sawah dikurangi sedikit demi sedikit sampai
akhirnya dikeringkan, untuk mempercepat pematangan buah padi dan masak
Universitas Sumatera Utara
secara bersamaan. Satu minggu sebelum dituai lahan harus sudah kering, agar
penuaian dapat dilakukan dengan mudah.
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989).
Di Perbaungan kebanyakan para petani memperoleh sumber air dari sungai
ular. Petani membuat saluran-saluran agar dapat memperoleh air dengan mudah,
kemudian mengalirkannya melalui saluran-saluran irigasi yang ada. Bagi petani
yang masih menggunakan saluran irigasi sederhana dan yang memiliki sawah
tadah hujan, pompa air sangat diperlukan untuk menjaga ketersediaan air pada
sawah. Luas lahan yang menggunakan irigasi sederhana seluas 343 ha dan sawah
tadah hujan seluas 30 ha. Irigasi sederhana yaitu sistem irigasi yang
konstruksinya dilakukan dengan sederhana, tidak dilengkapi dengan pintu
pengaturan dan alat pengukur, sehingga air irigasinya tidak dapat diatur dan
diukur, dan disadari efesiensinya rendah (Pasandaran, 1991).
Ketergantungan petani pada air yang terdapat di sungai ular membuat para
petani tidak punya pilihan lain, padahal debit air Sungai Ular sudah berkurang.
Sedangkan petani, hanya biasa menggantungkan harapannya terhadap air Sungai
Ular. Saat ini, di Kabupaten Sergai terdapat 5.920 hektar sawah. Debit air Sungai
Ular yang menjadi gantungan warga mengairi irigasi dalam beberapa hari terakhir
tak mencukupi karena kemarau dan ketiadaan air hujan menurut Ketua Induk
Perkumpulan Petani Pemakai Air (IP3A) Daerah irigasi Perbaungan Sugiarto
Ramli. Petani akhirnya memutuskan menyudet aliran Sungai Ular dan
membelokkan ke saluran irigasi primer. Petani dari 25 desa di Kecamatan
Perbaungan bergotong royong menyodet aliran air Sungai Ular, agar airnya bisa
masuk ke saluran primer. Permasalahan ini sebenarnya sudah dapat diatasi,
Universitas Sumatera Utara
karena Pemprov Sumut menganggarkan dana pembebasan tanah di APBD 2007
untuk proyek Bendung Serba Jadi Sungai Ular. Dana pembangunan Bendung
Serba Jadi Sungai Ular sudah diperoleh pemerintah dari pinjaman JBIC (Japan
Bank for International Cooperations). Hanya saja, proyek bendungan yang
rencananya mengaliri 18.000 hektar sawah lebih di Kabupaten Serdang Bedagai
ini bisa terancam gagal. Beberapa titik lokasi proyek yang lahannya dikuasai
PTPN IV masih belum bisa dibebaskan. Lahan PTPN IV terkena proyek
pembangunan jaringan irigasi revitalisasi Sungai Ular, yakni di kanal utama
sepanjang 45 kilo meter (www.kompas.com).
Dengan tidak maunya PTPN IV melepaskan lahan tersebut, maka para
petani harus mencari alternatif lain diantaranya dengan membuat sumur bor agar
persawahan yang berjauhan dengan saluran irigasi primer dapat memnuhi
kebutuhan air di sawahnya dengan baik. Oleh karena itu diperlukan pompa air
yang mampu menghisap/menarik air ke permukaan dan kemudian
mengalirkannya ke sawah-sawah para petani.
Jenis / Tipe Pompa air
Pada umumnya tipe pompa yang diperlukan terutama bergantung pada
daya isap dan daya tekannya. Hampir setiap jenis pompa dapat digunakan unutk
menaikkan air dengan jarak yang rendah (sampai kira-kira 5 m). jika kondisinya
seperti itu, maka kita dapat memilih pompa dari jenis yang paling sederhana dan
yang paling murah harganya. Tetapi jika diangkat ke ketinggian yang lumayan,
maka kita harus menggunakan salah satu pompa yang dirancang secara khusus.
Pompa yang digerakkan oleh motor bakar atau motor listrik, yang umumnya
digunakan di daerah pertanian, termasuk tipe-tipe sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Pompa pluyer yang sesuai untuk sumur dalam
b. Pompa torak
c. Pompa sentrifugal
d. Pompa propeller (aksial)
(Hardjosentono, 2000).
Motor Bakar / Motor Penggerak
Motor penggerak adalah motor yang dapat megubah tenaga panas hasil
dari suatu pembakaran menjadi tenaga mekanik. Motor penggerak dapat
dibedakan dalam 2 bagian, yaitu :
1. Motor dengan pembakaran di luar (External combustion engine)
Contoh : motor uap
2. Motor dengan pembakaran di dalam silinder (Internal combustion engine).
Motor pembakaran di dalam silinder dapat dikelompokkan lagi, antar lain :
1. Berdasarkan langkah torak
a. Motor 2 Tak
b. Motor 4 Tak
2. Berdasarkan bahan bakar yang dipakai
a. Motor bensin, apabila menggunakan bahan bakar bensin/premium
b. Motor kerosene, apabila menggunakan bahan bakar minyak tanah
c. Motor diesel, apabila menggunakan bahan bakar.
(Hardjosentono, 2000).
Bahan Bakar
Bahan Bakar Sebagai Sumber Energi
Universitas Sumatera Utara
Energi merupakan salah satu faktor yang penting dalam kehidupan setiap
mahluk hidup terutama bagi manusia. Semua kegiatan manusia memerlukan
energi agar semua dapat terlaksana dengan baik. Banyak sumber-sumber energi
yang dapat diperoleh untuk digunakan dalam membantu kemajuan kehidupan
manusia. Berdasarkan sumbernya, secara garis besar energi dapat dipilah menjadi
energi primer dan energi sekunder atau siap guna (end use). Energi primer
meliputi energi kimia yang terdapat pada bahan bakar fosil, energi nuklir yang
terdapat dalam inti radio aktif, energi geothermal yang terdapat dalam panas kerak
bumi, energi tidal yang terjadi karena perputaran rotasi bumi, energi surya berupa
sinar surya yang mengenai permukaan bumi.
Pada saat ini kebutuhan energi didunia masih tergantung pada sumber
daya fosil, terutama minyak dan gas bumi, serta batu bara. Padahal sumber daya
itu merupakan sumber daya yang sulit untuk diperbaharui, diperlukan ratusan
bahkan ribuan tahun agar terbentuk lagi minyak bumi dan gas alam yang baru.
Tingkat pertumbuhan manusia tidak disertai dengan laju perkembangan
pemikirannya. Sejak tahun 1980-an minyak menjadi sumber energi nomor satu,
tetapi sejak tahun 1980 produksi minyak turun karena banyaknya minat dan
kebutuhan berbagai negara. Dengan demikian, kebutuhan tidak sesuai lagi
dengan ketersediaanya. Hal ini mengakibatkan harga minyak bumi menjadi
mahal (Mangunwidjaja dan Sailah, 2005).
Hasil bumi banyak diolah menjadi bahan bakar untuk mendukung
keterlangsungan hidup manusia. bensin, solar, minyak tanah, gas elpiji dan
lainnya merupakan energi yang sangat diperlukan setiap manusia. Dalam
menjalankan hidupnya sehari-hari diperlukan bahan bakar sebagai sumber energi
Universitas Sumatera Utara
utama, baik itu dalam menjalankan industri rumah tangga, industri produksi, dan
sebagai energi transportasi.
Bahan Bakar Untuk Motor Bakar
Bahan-bakar sebagai salah satu faktor utama dalam menggerakkan motor
bakar mempunyai berbagai jenis dan campurannya. Dalam hal ini ada terdapat
beberapa jenis bahan bakar, antara lain :
1. Bensin
Jenis Bahan Bakar Minyak Bensin merupakan nama umum untuk
beberapa jenis BBM yang diperuntukkan untuk mesin dengan pembakaran
dengan pengapian. Di Indonesia terdapat beberapa jenis bahan bakar jenis
Bensin yang memiliki nilai mutu pembakaran berbeda. Nilai mutu jenis
BBM Bensin ini dihitung berdasarkan nilai RON (Randon Otcane
Number). Berdasarkan RON tersebut maka BBM Bensin dibedakan
menjadi 3 jenis yaitu:
a. Premium (RON 88) : Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat
berwarna kekuningan yang jernih. Warna kuning tersebut akibat adanya
zat pewarna tambahan (dye). Penggunaan premium pada umumnya
adalah untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti :
mobil, sepeda motor, motor tempel dan lain-lain. Bahan bakar ini sering
juga disebut motor gasoline atau petrol.
b. Pertamax (RON 92) : ditujukan untuk kendaraan yang mempersyaratkan
penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal (unleaded).
Pertamax juga direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas
Universitas Sumatera Utara
tahun 1990 terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan
electronic fuel injection dan catalytic converters.
c. Pertamax Plus (RON 95) : Jenis BBM ini telah memenuhi standar
performance International World Wide Fuel Charter (WWFC). Ditujukan
untuk kendaraan yang berteknologi mutakhir yang mempersyaratkan
penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan ramah lingkungan.
Pertamax Plus sangat direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki
kompresi ratio > 10,5 dan juga yang menggunakan teknologi Electronic
Fuel Injection (EFI), Variable Valve Timing Intelligent (VVTI), (VTI),
Turbochargers dan catalytic converters.
2. Minyak tanah (kerosen )
Minyak tanah atau kerosene merupakan bagian dari minyak mentah
yang
memiliki titik didih antara 150 °C dan 300 °C dan tidak berwarna.
Digunakan selama bertahun-tahun sebagai alat bantu penerangan,
memasak, water heating, dll. Umumnya merupakan pemakaian
domestik (rumahan), usaha kecil.
3. Minyak Solar (HSD)
High Speed Diesel (HSD) merupakan BBM jenis Solar yang memiliki
angka performa cetane number 45, jenis BBM ini umumnya digunakan
untuk mesin trasportasi mesin diesel yang umum dipakai dengan
sistem injeksi pompa mekanik (injection pump) dan electronic
injection, jenis BBM ini diperuntukkan untuk jenis kendaraan bermotor
trasportasi dan mesin industri.
4. Biodiesel
Universitas Sumatera Utara
Jenis bahan bakar ini merupakan alternatif bagi bahan bakar diesel
berdasar-petroleum dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak
nebati atau hewan. Secara kimia, ia merupakan bahan bakar yang
terdiri dari campuran mono-alkyl ester dari rantai panjang asam
lemak. Jenis produk yang dipasarkan saat ini merupakan produk
biodiesel dengan campuran 95 persen diesel petrolium dan
mengandung 5 persen CPO yang telah dibentuk menjadi Fatty Acid
Methyl Ester (FAME).
5. Avtur (Aviation Turbine)
Bahan Bakar Minyak ini merupakan BBM jenis khusus yang dihasilkan
dari fraksi minyak bumi. Avtur di desain untuk bahan bakar pesawat udara
dengan tipe mesin turbin (external combution). performa atau nilai mutu
jenis bahan bakar avtur ditentukan oleh karakteristik kemurnian bahan
bakar, model pembakaran turbin dan daya tahan struktur pada suhu yang
rendah (www. BPH Migas.com).
Ditinjau dari segi bahan bakar, dalam hal ini bahan bakar yang
disingkat (BBM), yang pertama harus diingat bahwa kerja optimal yang
diperoleh seseorang pengemudi dari bekerjanya mesin kendaraan adalah
tergantung pada dua sifat utama BBM yaitu :
a. Dapat memberikan campuran bahan bakar udara dalam perbandingan
yang benar yang biasanya diatur oleh karburator dan injector
b. Dapat memberikan pembakaran secara normal pada saat yang tepat
didalam siklusnya.
Sehubungan dengan sifat utama yang harus dimiliki tersebut dapat
diharapkan bahwa bahan bakar dapat memberikan keuntungan, yaitu :
1. Memberikan kemudahan menghidupkan mesin kembali disaat mesin
panas
Universitas Sumatera Utara
2. Memberikan kecepatan akselerasi yang baik
3. Memberikan kemudahan menghidupkan mesin dalam keadaan dingin
4. Tidak ada masalah karburator icing selama musim dingin, untuk
daerah beriklim sedang
5. Tidak menimbulkan suara aneh atau getaran aneh yang berhubungan
dengan kualitas pembakaran dari bahan bakar
6. Dapat memenuhi batas-batas pencemaran udara yang ditentukan oleh
peraturan negara.
(Wartawan, 1997).
Bahan Bakar Motor Diesel
Motor diesel menggunakan bahan bakar Solar, pemilihan bahan bakar
yang baik sangat perlu, karena dapat menghindari banyak kesulitan :
1. Menghidupkan motor
2. Kerusakan pada pompa injeksi
3. Pengausan torak, ring torak, katup dan lainnya
4. Pemeliharaan motor.
Nilai cetan (Cetan Number) adalah nilai penambahan bahan bakar untk
motor diesel yang dinyatakan dengan angka, misalnya, nilai cetan traktor
pertanian 40-45% adalah bahan yang mudah terbakar (hydrocarbon-cetanI),
60-65 % adalah campuran lain yang sukar terbakar (alpha methyl
nephthylene)
(Hardjosentono ,dkk., 2000).
Bahan Bakar Motor Bensin
Motor Bensin 4 tak menggunakan Bensin murni, sedangkan motor
Bensin dua tak menggunakan Bensin campur 20 : 1 atau 25 : 1 tergantung
pada spesifikasi motor. Perbandingan tersebut adalah perbandingan volume,
Universitas Sumatera Utara
pemilihan Bensin dan oli yang berkualitas baik sangat mempengaruhi usia
motor
(Hardjosentono ,dkk., 2000).
Universitas Sumatera

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "teknologi pertanian ( alsintan)"